Militer Israel meningkatkan aksi kekerasan terhadap warga di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Aksi kekerasan ini menewaskan 1.000 warga Palestina.
Dilansir Aljazeera, Selasa (1/7/2025), ketika dunia teralihkan oleh genosida yang dilakukan pasukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang, Israel juga meningkatkan serangannya di Tepi Barat. Tak hanya melalui militer, pemukim Israel juga menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.
Korban terbaru adalah Samer Bassam al-Zagharneh, seorang pemuda Palestina yang ditembak oleh tentara Israel pada 1 Juli. Menurut kantor berita Palestina Wafa, al-Zagharneh terbunuh di dekat tembok pemisah, yang mulai dibangun Israel pada tahun 2002 untuk memisahkan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat lainnya.
Warga Palestina diserang oleh pasukan militer Israel dan pemukim Israel di Tepi Barat. Pemukim Israel melancarkan serangan mendadak secara brutal ke kota-kota, membakar properti, menyerang orang, dan mencoba mengusir mereka dari rumah mereka.
Pada saat yang sama, pasukan keamanan Israel mengepung kamp-kamp pengungsi dan menyerbunya tanpa henti, mengusir warga Palestina dari rumah mereka dan tidak mengizinkan mereka untuk kembali.
Banyak pemukim juga telah diberi senjata semi-otomatis dan ‘diintegrasikan’ ke dalam pasukan Israel di Tepi Barat. Hal ini seiring sebagian besar pasukan militer Israel dikerahkan untuk bertempur di Gaza.
Tentu inilah yang mengaburkan batasan antara pasukan keamanan dan pemukim. Militer Israel sengaja memberdayakan pemukim Israel untuk meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina.
Lihat juga Video: Jeritan Warga Gaza: Mau Ambil Bantuan tapi Ditembaki Pasukan Israel