Palang Merah Internasional mengatakan sebanyak 27 orang tewas ditembak pasukan Israel saat menunggu bantuan di Rafah, . Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu.
“Sebelumnya hari ini, pasukan (Israel) melepaskan tembakan peringatan sekitar setengah kilometer dari area distribusi bantuan, ke arah tersangka yang mendekat dengan cara yang membahayakan keselamatan mereka — keselamatan para prajurit,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).
“Insiden ini sedang diselidiki, dan di sini juga, kami akan mengungkap kebenarannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan sedang memeriksa ‘kebenaran’ laporan tentang penembakan mematikan terhadap pencari bantuan di Gaza, setelah Palang Merah mengatakan 27 orang tewas.
“Pemerintah mengetahui laporan tersebut, dan saat ini kami sedang menyelidiki kebenarannya. Karena sayangnya, tidak seperti beberapa media, kami tidak menerima pernyataan Hamas dengan sepenuhnya,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt kepada wartawan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan itu. Kecaman dilontarkan oleh kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, yang menyebut “serangan mematikan” terhadap warga sipil di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza merupakan “kejahatan perang”.
“Serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa yang mencoba mengakses bantuan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit di Gaza tidak dapat dibenarkan,” sebutnya.
“Serangan yang diarahkan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan merupakan kejahatan perang,” tegas Turk.