menyampaikan perkembangan terbaru terkait proses identifikasi jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Per malam ini, 40 jenazah sudah teridentifikasi.
“Sebanyak 40 nama dari 61 jenazah korban runtuhnya gedung musala empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah berhasil diidentifikasi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).
Angka tersebut sudah termasuk dua dari tujuh bagian tubuh yang ditemukan tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari reruntuhan bangunan. BNPB menyampaikan 40 jenazah yang telah teridentifikasi itu kemudian diserahkan kepada keluarga dan dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan.
BNPB menyampaikan masih ada 21 nama dan 5 potongan tubuh lainnya belum teridentifikasi. Keluarga dan wali korban terus menanti kabar dari tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Bhayangkara.
Abdul mengatakan, dalam tenda itu juga disediakan segala kebutuhan, mulai makanan, kebutuhan dasar pribadi, pelayanan kesehatan, hingga psikososial. BNPB terus melakukan pendampingan.
Sebelumnya, Polda Jawa Timur mulai melakukan penyelidikan terkait kasus robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Polisi menemukan dugaan awal penyebab bangunan itu ambruk.
“Dari awal kami menduga kegagalan konstruksi menjadi penyebab utama. Karena itu, kami libatkan ahli teknik sipil dan ahli bangunan untuk memberikan analisis resmi,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto, dilansir Antara, Rabu (8/10).
Nanang mengatakan 17 saksi telah diperiksa dalam kasus ini. Para saksi terdiri atas ahli hingga pihak yang terkait dengan pembangunan Ponpes Al Khoziny.
“Kami sudah memeriksa sekitar 17 saksi dan jumlah itu masih bisa bertambah. Pemeriksaan lanjutan akan melibatkan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan serta sejumlah ahli,” ujarnya.