5 Fakta Mobil Pelat Merah Pak Lurah Diamuk Massa hingga Dijarah

Posted on

Lurah Manggarai Selatan, Muhammad Sidik, menjadi salah satu korban amukan massa saat . Sidik bersama sopirnya mengalami luka, mobilnya juga rusak diamuk massa.

Kejadian berawal ketika Sidik dan sopirnya sedang menaiki kendaraan dinas berpelat merah yang melintas di Jalan KS Tubun pada Senin (25/8) malam pukul 18.30 WIB. Saat itu, Lurah Sidik pulang dari kantor kelurahan menuju rumahnya di Tanah Abang.

Karena macet, kemudian dia berinisiatif mengambil jalan pintas lewat Jalan S Parman. Ketika sampai di Bundaran Slipi, tampak massa mendatangi dan memprovokasi bahwa mobilnya adalah ‘mobil anggota DPR’.

Demi menghindari amukan massa, dia terus melajukan mobil, tapi diduga massa yang terprovokasi semakin menjadi-jadi.

Massa lalu merusak mobil pelat merah yang ditumpangi Sidik. Massa juga melakukan kekerasan terhadap Sidik dan sopirnya.

Tak berhenti di situ. Oknum massa ada yang mencuri handphone (HP) hingga sejumlah barang dari mobil dinas Sidik.

Atas kekerasan, pencurian, dan perusakan yang dialaminya, Sidik melapor ke polisi. Dia berharap polisi mengusut tuntas kasus tersebut.

Sidik mengungkap insiden perusakan hingga yang dialaminya. Dia bercerita, mobil pelat merah yang ditumpanginya disangka kendaraan milik anggota DPR ketika melintas di kawasan persimpangan Slipi.

Sidik mengatakan peristiwa itu bermula saat dirinya pulang dari kantor kelurahan sekitar pukul 17.00 WIB. Dia melihat lalu lintas macet di kawasan Tanah Abang, kemudian meminta sopirnya memotong jalan melalui Kota Bambu hingga akhirnya masuk ke Jalan S Parman.

Ketegangan mulai terasa ketika mobilnya melintas Bundaran Slipi sekitar pukul 18.30 WIB dan berpapasan dengan kerumunan massa yang menggelar demo sejak siang. Sidik sempat meminta sopir untuk tetap tenang.

“Sekitar pukul 18.30 pas belokan Bunderan Slipi ketemulah gerombolan anak-anak SMA, STM gabungan juga setelah dari demo kami belok, ada yang propokator dua orang ‘oh itu mobil anggota DPR’. Saya bilang, ‘tenang-tenang supir’, saya tenangkan supir, jangan panik,” kata Sidik kepada wartawan saat mengecek kondisi kobilnya di KS Tubun, Jakarta Barat, Selasa (26/8).

Teriakan massa membuat situasi semakin tegang. Tak lama kemudian, mobil dinasnya mulai diserang sekelompok massa.

“Kami jalan pelan-pelan, akhirnya dua orang itu mendekat ke belakang mobil langsung memukul kaca, ‘buak-buak’ akhirnya terus teriak, ‘bakar-bakar, pecahin-pecahin ini mobil anggota Dewan, DPR’,” ucap Sidik.

Sidik mencoba tetap tenang, bahkan sempat menurunkan kaca untuk menjelaskan bahwa dirinya adalah pegawai kelurahan, bukan anggota DPR. Namun massa tak menghiraukan ucapan Sidik.

Dia mengatakan situasi kian mencekam ketika beberapa orang menaiki bodi mobil sambil berteriak membakar. Panik mulai dirasakan bersama sang sopir yang menemaninya.

“Saya berhenti, buka pintu kaca bahwa kami bilang ‘kami bukan anggota DPR, saya orang kelurahan’. Tapi massa tetap merangsek mengelilingi mobil kami. Akhirnya ada salah satu, mungkin yang demo bilang, ‘Pak jangan dibuka kacanya, Pak terus saja jalan’. Ada yang naik mobil di atas di kanan, ngikutin saya terus langsung ‘bakar, bakar, mobil pelat merah’,” ungkap dia.

Mobil Sidik terus melaju perlahan. Dalam kondisi panik di tengah kerumunan massa, mobil sempat menabrak pedagang kaki lima.

“Sopir kami panik terus, jalan terus. akhirnya di depan sekitar Hotel Santika kami sempat menabrak gerobak siomai karena memang kami tidak sengaja kami panik, kejar-kejar terus akhirnya jalan terus pas pukul 18.45, di depan pom bensin kami sempat menabrak motor tapi itu tidak kencang, berhentilah mobil,” jelas dia.

Setelah itu Sidik keluar dan kembali menjelaskan bahwa dirinya bukan anggota DPR. Di antara massa yang tak terkendali, ada yang memukul Sidik.

“Saya dari kelurahan saya bilang, saya orang kelurahan. Ada beberapa orang mukul saya satu orang ‘prak’. Satu orang sudah nyuruh saya, ‘sudah Bapak kabur saja’ supir saya, ‘Bapak lari saja Pak’,” sambungnya.

Sidik kebingungan, dia tak ingin kejadian itu jadi insiden besar. Dia ingat kalau dirinya bersama sopir yang juga memiliki keluarga.

“Saya juga mikir (untuk) lari. Tapi sopir saya masih di dalam, orang sudah masuk, sudah menghancurkan mobil dinas,” katanya.

Di sisi lain, Sidik gamang karena merasa bertanggung jawab dengan gerobak pedagang yang ditabraknya. Namun dia juga dilema karena merasa nyawanya terancam.

“Kami mau bertanggung jawab tapi situasinya tidak kondusif, bagaimana kami mau bertanggung jawab. kami yang mikirkan nyawa kami juga nyawa anak buah saya, saya kabur,” kata dia.

Sidik kemudian baru dilepas setelah dipukul, lalu dia mengaku sebagai warga sekitar di Slipi dan hendak pulang ke rumah.

“Lari, rumah saya di sini di sini kabur, belok pospol saya ditangkap, sampai ditomprok, jatuh saya. Saya bilang, saya orang sini, baru dilepas,” katanya.

Oknum massa juga ada yang menjarah barang dari dalam mobil Sidik. HP, barang pribadi, hingga dompet Sidik diduga dicuri pihak tak bertanggung jawab pada malam itu.

“Tapi memang dijarah mobil kami handphone saya 2 hilang sudah habis semua,” kata Sidik.

Kerusakan mobil diperkirakan menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. Dia sangat menyesalkan insiden yang menimpanya.

“HP saya ada Samsung S20, kalau baru dulu harganya di atas Rp 20 juta. Ada juga Redmi Note 6. Kalau mobil, kerugiannya bisa sekitar Rp 40 juta ke atas. Tapi masih harus dicek lagi, soalnya ada pintu yang nggak bisa ditutup,” ujarnya.

Sidik membuat laporan polisi atas kejadian penyerangan massa demo 25 Agustus yang menimpanya. Laporan dilakukan seusai mobil dinas yang ditumpanginya diamuk massa di kawasan Slipi.

“Sekarang mau visum dulu. Setelah visum, langsung bisa buat LP. Rencananya di Polsek Palmerah, bukan dialihkan ke Polres. Jadi langsung ke polsek saja,” kata Sidik.

Dia juga melaporkan terkait mobil dinasnya yang dirusak massa demo. Dia ingin insiden ini benar-benar diusut.

“Kerusakan mobil ini harus dilaporkan. Takutnya nanti kalau tidak ada laporan visum dan LP, dianggap bukan kejadian demo. Padahal ini akibat demo besar-besaran yang menimpa mobil pelat merah,” sambungnya.

Lihat Video ‘Lurah Manggarai Selatan Turut Jadi Sasaran Amuk Massa Demo DPR’:

1. Kronologi Perusakan hingga Pemukulan

2. Disangka Anggota DPR

3. Lepas dari Amukan Massa

4. Oknum Massa Jarah Barang dalam Mobil

5. Lurah Lapor Polisi



Sidik mengungkap insiden perusakan hingga yang dialaminya. Dia bercerita, mobil pelat merah yang ditumpanginya disangka kendaraan milik anggota DPR ketika melintas di kawasan persimpangan Slipi.

Sidik mengatakan peristiwa itu bermula saat dirinya pulang dari kantor kelurahan sekitar pukul 17.00 WIB. Dia melihat lalu lintas macet di kawasan Tanah Abang, kemudian meminta sopirnya memotong jalan melalui Kota Bambu hingga akhirnya masuk ke Jalan S Parman.

Ketegangan mulai terasa ketika mobilnya melintas Bundaran Slipi sekitar pukul 18.30 WIB dan berpapasan dengan kerumunan massa yang menggelar demo sejak siang. Sidik sempat meminta sopir untuk tetap tenang.

“Sekitar pukul 18.30 pas belokan Bunderan Slipi ketemulah gerombolan anak-anak SMA, STM gabungan juga setelah dari demo kami belok, ada yang propokator dua orang ‘oh itu mobil anggota DPR’. Saya bilang, ‘tenang-tenang supir’, saya tenangkan supir, jangan panik,” kata Sidik kepada wartawan saat mengecek kondisi kobilnya di KS Tubun, Jakarta Barat, Selasa (26/8).

Teriakan massa membuat situasi semakin tegang. Tak lama kemudian, mobil dinasnya mulai diserang sekelompok massa.

“Kami jalan pelan-pelan, akhirnya dua orang itu mendekat ke belakang mobil langsung memukul kaca, ‘buak-buak’ akhirnya terus teriak, ‘bakar-bakar, pecahin-pecahin ini mobil anggota Dewan, DPR’,” ucap Sidik.

Sidik mencoba tetap tenang, bahkan sempat menurunkan kaca untuk menjelaskan bahwa dirinya adalah pegawai kelurahan, bukan anggota DPR. Namun massa tak menghiraukan ucapan Sidik.

1. Kronologi Perusakan hingga Pemukulan

2. Disangka Anggota DPR

Dia mengatakan situasi kian mencekam ketika beberapa orang menaiki bodi mobil sambil berteriak membakar. Panik mulai dirasakan bersama sang sopir yang menemaninya.

“Saya berhenti, buka pintu kaca bahwa kami bilang ‘kami bukan anggota DPR, saya orang kelurahan’. Tapi massa tetap merangsek mengelilingi mobil kami. Akhirnya ada salah satu, mungkin yang demo bilang, ‘Pak jangan dibuka kacanya, Pak terus saja jalan’. Ada yang naik mobil di atas di kanan, ngikutin saya terus langsung ‘bakar, bakar, mobil pelat merah’,” ungkap dia.

Mobil Sidik terus melaju perlahan. Dalam kondisi panik di tengah kerumunan massa, mobil sempat menabrak pedagang kaki lima.

“Sopir kami panik terus, jalan terus. akhirnya di depan sekitar Hotel Santika kami sempat menabrak gerobak siomai karena memang kami tidak sengaja kami panik, kejar-kejar terus akhirnya jalan terus pas pukul 18.45, di depan pom bensin kami sempat menabrak motor tapi itu tidak kencang, berhentilah mobil,” jelas dia.

Setelah itu Sidik keluar dan kembali menjelaskan bahwa dirinya bukan anggota DPR. Di antara massa yang tak terkendali, ada yang memukul Sidik.

“Saya dari kelurahan saya bilang, saya orang kelurahan. Ada beberapa orang mukul saya satu orang ‘prak’. Satu orang sudah nyuruh saya, ‘sudah Bapak kabur saja’ supir saya, ‘Bapak lari saja Pak’,” sambungnya.

Sidik kebingungan, dia tak ingin kejadian itu jadi insiden besar. Dia ingat kalau dirinya bersama sopir yang juga memiliki keluarga.

“Saya juga mikir (untuk) lari. Tapi sopir saya masih di dalam, orang sudah masuk, sudah menghancurkan mobil dinas,” katanya.

Di sisi lain, Sidik gamang karena merasa bertanggung jawab dengan gerobak pedagang yang ditabraknya. Namun dia juga dilema karena merasa nyawanya terancam.

“Kami mau bertanggung jawab tapi situasinya tidak kondusif, bagaimana kami mau bertanggung jawab. kami yang mikirkan nyawa kami juga nyawa anak buah saya, saya kabur,” kata dia.

Sidik kemudian baru dilepas setelah dipukul, lalu dia mengaku sebagai warga sekitar di Slipi dan hendak pulang ke rumah.

“Lari, rumah saya di sini di sini kabur, belok pospol saya ditangkap, sampai ditomprok, jatuh saya. Saya bilang, saya orang sini, baru dilepas,” katanya.

3. Lepas dari Amukan Massa

Oknum massa juga ada yang menjarah barang dari dalam mobil Sidik. HP, barang pribadi, hingga dompet Sidik diduga dicuri pihak tak bertanggung jawab pada malam itu.

“Tapi memang dijarah mobil kami handphone saya 2 hilang sudah habis semua,” kata Sidik.

Kerusakan mobil diperkirakan menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. Dia sangat menyesalkan insiden yang menimpanya.

“HP saya ada Samsung S20, kalau baru dulu harganya di atas Rp 20 juta. Ada juga Redmi Note 6. Kalau mobil, kerugiannya bisa sekitar Rp 40 juta ke atas. Tapi masih harus dicek lagi, soalnya ada pintu yang nggak bisa ditutup,” ujarnya.

Sidik membuat laporan polisi atas kejadian penyerangan massa demo 25 Agustus yang menimpanya. Laporan dilakukan seusai mobil dinas yang ditumpanginya diamuk massa di kawasan Slipi.

“Sekarang mau visum dulu. Setelah visum, langsung bisa buat LP. Rencananya di Polsek Palmerah, bukan dialihkan ke Polres. Jadi langsung ke polsek saja,” kata Sidik.

Dia juga melaporkan terkait mobil dinasnya yang dirusak massa demo. Dia ingin insiden ini benar-benar diusut.

“Kerusakan mobil ini harus dilaporkan. Takutnya nanti kalau tidak ada laporan visum dan LP, dianggap bukan kejadian demo. Padahal ini akibat demo besar-besaran yang menimpa mobil pelat merah,” sambungnya.

Lihat Video ‘Lurah Manggarai Selatan Turut Jadi Sasaran Amuk Massa Demo DPR’:

4. Oknum Massa Jarah Barang dalam Mobil

5. Lurah Lapor Polisi