Presiden Amerika Serikat (AS) menolak rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran, . Hal itu diungkap seorang pejabat senior AS.
“Kami mengetahui bahwa Israel punya rencana untuk menyerang pemimpin tertinggi Iran. Presiden Trump menentangnya dan kami memberi tahu Israel untuk tidak melakukannya,” kata pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, dilansir AFP, Senin (16/6/2025).
Pada Minggu kemarin, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengelak pertanyaan tentang laporan bahwa Trump telah meminta Israel untuk tidak membunuh Khamenei.
“Saya tidak akan membahas itu,” kata Netanyahu kepada Fox News.
“Tetapi saya dapat memberi tahu Anda,… kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan, dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk Amerika Serikat,” tambahnya.
Komentar itu muncul saat Israel dan Iran saling tembak rudal pada Minggu, dengan penduduk diminta untuk mencari perlindungan saat ledakan terdengar di atas Yerusalem, dan sistem pertahanan udara dilaporkan diaktifkan di Teheran.
Setelah berpuluh tahun bermusuhan dan perang bayangan berkepanjangan yang diperjuangkan melalui proksi dan operasi rahasia, konflik terbaru Israel-Iran ini menandai pertama kalinya kedua negara saling tembak dengan intensitas besar-besaran. Hal itu memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan yang dapat melanda seluruh Timur Tengah.
Perang ini bermula pada Jumat lalu, ketika Israel melancarkan serangan yang telah menewaskan komandan militer dan ilmuwan nuklir, serta menyerang pangkalan militer, lokasi nuklir, dan kawasan permukiman di seluruh Iran.
Media Iran melaporkan serangan Israel terhadap Iran menewaskan sedikitnya 128 orang pada Jumat dan Sabtu, termasuk anak-anak, serta melukai ratusan orang lainnya.
Tembakan rudal balasan Iran menewaskan sedikitnya 10 orang di Israel, sehingga jumlah korban tewas bertambah menjadi 13 orang sejak dimulainya respons militer pada Jumat kemarin, dengan 380 orang dilaporkan terluka.