Populasi Gajah di(TNTN) Kabupaten Pelalawan, Riau, terancam punah akibat perambahan hutan hingga deforestasi. Dari 81 ribu hektare lahan konservasi di kawasan Tesso Nilo kini tersisa 16 ribu hektare saja.
Polda Riau membuat gerakan untuk menyelamatkan Tesso Nilo, termasuk gajah-gajah Sumatera yang tinggal di hutan tersebut. Gerakan ini terus digelorakan melalui seni dan budaya.
Malam ini, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan kembali turun menyuarakan kebebasan untuk Domang dan Tari, gajah maskot Tesso Nilo. Bertempat di lokasi kuliner Cut Nyak Dien, Kota Pekanbaru, aksi penyelamatan hutan disemarakkan lewat pentas bertajuk ‘
Acara Tutur Domang dan Tari diramaikan dengan penampilan dari band pop Melayu, Teater Rumah Budaya Tengku Mahkkota, dan penampilan koreografi dari Wan Harun Ismail. Para seniman itu mementaskan peran yang mencari orang tua asuh bagi mereka.
Kapolda Herry Heryawan pun menyatakan bersedia menjadi orang tua asuh bagi Domang dan Tari. Kini, Domang dan Tari resmi diadopsi oleh Irjen Herry Heryawan.
“Saya merasa sangat bangga berdiri di sini dan ingin menyampaikan kepada khalayak, kepada semua makhluk hidup khususnya masyarakat di Bumi Lancang kuning ini bahwa saya bersedia menjadi orang tua bagi Domang Tari,” kata Irjen Herry Heryawan di atas pentas, Rabu (25/6/2025).
Kapolda menyasar kaum Gen Z dalam menyuarakan kebebasan untuk Gajah Domang dan Tari di Cut Nyak Dien ini. Selain itu, kegiatan yang juga digelar dalam rangkaian menyambut HUT Bhayangkara ini digelar dengan melibatkan masyarakat untuk menunjukkan kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat.
“Yang kedua, dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79, jadi kita harus membuat kegiatan berbaur dengan masyarakat, bersenda gurau, dan dampaknya bisa dirasakan langsung masyarakat,” katanya.