Gubernur DKI Jakarta merespons terkait pagar Stasiun Cikini yang sering dilompati warga. Pramono menilai, meski pagar stasiun sudah dibuat lebih tinggi, tapi belum menyelesaikan permasalahan orang menyeberang.
“Kan sekarang ini pagarnya sudah dinaikkan, tetapi itu belum menyelesaikan persoalan. Bagi warga yang akan naik transportasi umum di sana, terutama KAI, jalannya kejauhan,” kata Pramono di Taman Margasatwa Ragunan, Kamis (14/8/2025).
Dia mengatakan usulan penambahan pintu dan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) akan dipertimbangkan Pemprov DKI. Dia mengatakan solusi jangka pendek yakni menambah pintu masuk.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Usulan untuk mempermudah, termasuk memberikan JPO, kami pertimbangkan. Tapi dalam waktu dekat pintunya yang diperbanyak,” ujarnya.
Penambahan akses ini diharapkan dapat mengurangi kebiasaan warga melompati pagar yang berisiko membahayakan keselamatan.
Sebelumnya, penambahan tinggi pagar di sekitar Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, menuai reaksi beragam dari warga. Sebagian menilai langkah ini mengurangi risiko pelanggaran lintasan, namun ada juga yang keberatan karena akses mereka menjadi lebih jauh.
Seperti Endang (43), warga Grogol, Jakarta Barat yang kerap melintas di area tersebut, mengaku tidak setuju dengan peninggian pagar di Stasiun Cikini.
“Biasanya saya lewat sini (loncat pagar) kalau mau ke pasar, sekarang harus muter jauh. Ya nggak jauh banget, cuma kalau udah terbiasa loncat ya lebih cepat,” kata Endang kepada infocom di lokasi, Senin (11/8).
Menurutnya, pagar yang ditinggikan bukan solusi terbaik. Justru ia mengusulkan agar pagar di area itu dicopot dan diganti fasilitas penyeberangan resmi.
“Dari pada pager ditinggiin, mending copot aja pagarnya, terus dibuat lampu merah biar orang bisa nyeberang,” ujarnya.