Militer terus menggencarkan serangan di wilayah Gaza, Palestina. Intensitas serangan ini membuat sejumlah rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi kewalahan dalam menerima warga yang terluka.
Dilansir Al Jazeera, Minggu (28/9/2025), beberapa rumah sakit yang masih beroperasi sebagian di Gaza tengah telah kewalahan menampung warga Palestina yang terluka dan sakit yang melarikan diri dari pemboman Israel di utara. Banyak yang terpaksa mengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza tiba dengan kebutuhan perawatan medis mendesak yang tidak dapat disediakan.
Dr. Khalil Digran, dari Rumah Sakit Al-Aqsa, mengatakan pasukan Israel sengaja menyerang Rumah Sakit Anak al-Rantisi. Rumah sakit itu satu-satunya fasilitas medis khusus untuk anak-anak.
“Kota Gaza dan wilayah utara hanya memiliki dua fasilitas kesehatan yang hampir tidak berfungsi: Rumah Sakit al-Shifa dan al-Ahli,” kata Digran kepada Al Jazeera.
“Sedangkan untuk fasilitas kesehatan yang tersisa di Gaza tengah dan selatan, tindakan Israel telah menambah tekanan pada fasilitas-fasilitas ini dan mengancam akan menghentikan layanan mereka sepenuhnya,” sambungnya.
Warga di salah satu rumah sakit utama Kota Gaza, Rumah Sakit Lapangan Yordania, terpaksa mengungsi akibat bombardir hebat. Seluruh staf dan 107 pasien mengungsi ke Gaza tengah, di mana rumah sakit sudah kewalahan.
“Sejak kami mengungsi, ayah saya terdampak dan menjadi sangat sedih,” ujar Mohammad Khoudary, seorang pengungsi Palestina, kepada Al Jazeera.
“Ini memengaruhi kesehatannya, ia mengalami dehidrasi. Saya berharap mereka dapat memindahkannya ke Rumah Sakit Al Aqsa,” sambungnya.
Kebutuhan pasien dan staf sangat besar karena kemajuan Israel ke Kota Gaza dan rencana untuk merebut kota tersebut membuat semakin banyak orang mengungsi setiap harinya. Para dokter memperingatkan bahwa fasilitas di tengah bisa segera runtuh total.
“Pengungsian telah memperburuk situasi di dalam rumah sakit di selatan,” ujar seorang pengungsi Palestina kepada Al Jazeera. “Sekarang Anda dapat melihat bahwa alih-alih satu pasien dalam satu tempat tidur, staf medis mencoba menempatkan dua pasien dalam satu tempat tidur.”
Seperti diketahui, Badan pertahanan sipil Jalur Gaza melaporkan sedikitnya 50 orang tewas akibat serangan militer Israel di berbagai wilayah kantong Palestina tersebut sepanjang Jumat (26/9). Militer Israel terus melancarkan serangan terhadap Hamas di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, di mana ratusan ribu orang terpaksa mengungsi dalam beberapa pekan terakhir.
Badan pertahanan sipil Gaza, pasukan penyelamat yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9), melaporkan sedikitnya 50 orang tewas di berbagai wilayah Jalur Gaza sejak Jumat (26/9) pagi.
Sekitar 30 korban tewas di antaranya, menurut badan pertahanan sipil Gaza, tewas akibat serangan di area Kota Gaza.