Bagaimana Kondisi La Nina Terkini? Simak Penjelasan BMKG

Posted on

Fenomena kembali menjadi perhatian memasuki periode . Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () telah merilis peluang munculnya La Nina di wilayah Indonesia dan pengaruhnya terhadap pola cuaca beberapa bulan ke depan.

Meski belum sepenuhnya terbentuk, BMKG mengimbau masyarakat dan sektor terkait untuk mulai mewaspadai potensi peningkatan curah hujan akibat perkembangan kondisi atmosfer dan laut yang menuju fase La Nina.

Merujuk laporan BMKG, seperti dilansir Antara, Rabu (8/10/2025), peluang terjadinya La Nina di wilayah Indonesia pada akhir 2025 mencapai 50-70 persen. Koordinator Pusat Layanan Iklim BMKG, Supari, menjelaskan bahwa potensi La Nina yang terbentuk berada pada kategori lemah.

“Meskipun demikian, potensi La Nina yang terbentuk diperkirakan hanya berada pada kategori lemah sehingga dampaknya terhadap pola iklim nasional relatif terbatas,” kata Supari saat dikonfirmasi di Jakarta.

Supari menambahkan, penurunan suhu muka laut di wilayah Pasifik tengah hingga timur yang menjadi penanda utama La Nina tidak akan terjadi secara signifikan. Karena itu, jika fenomena ini benar-benar terbentuk, kekuatannya diperkirakan hanya dalam skala ringan. Dengan demikian, dampak terhadap pola hujan nasional pun tidak akan sebesar pada saat La Nina sedang atau kuat.

Kemudian, Supari menjelaskan bahwa pada kondisi La Nina lemah, perubahan sirkulasi atmosfer seperti penguatan angin pasat dan peningkatan konveksi di wilayah barat Pasifik memang masih mungkin terjadi, tetapi intensitasnya tidak cukup kuat untuk menimbulkan anomali curah hujan ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Secara umum, tidak memberikan peningkatan curah hujan yang besar di Indonesia. Pengaruhnya lebih terbatas dan bersifat lokal,” ujarnya.

BMKG mencatat suhu muka laut di perairan Indonesia saat ini berada dalam kondisi hangat dan diperkirakan akan tetap bertahan. Supari menjelaskan, suhu laut yang lebih tinggi dari normal ini dapat memperkuat proses penguapan dan pembentukan awan hujan di atmosfer.

“Suhu laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 150 persen dari normalnya, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian tengah dan selatan, serta Sulawesi,” kata Supari.

Untuk diketahui, merupakan fenomena alam yang terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah dan Timur mengalami pendinginan. Kondisi ini mengubah pola sirkulasi udara global dan membuat wilayah Indonesia cenderung mengalami cuaca yang lebih basah dari biasanya.

Kebalikannya adalah , yaitu saat suhu laut di kawasan tersebut menghangat dan menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia. Ketika La Nina berlangsung, angin pasat (trade winds) bertiup lebih kuat, mendorong massa air hangat ke arah barat Pasifik. Akibatnya, wilayah Indonesia menerima lebih banyak uap air yang menjadi pemicu meningkatnya curah hujan.

Lebih lanjut, BMKG menegaskan bahwa pengaruh La Nina tidak terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia. Di beberapa daerah, dampaknya bisa cukup signifikan dengan hujan yang lebih sering dan intens, sementara di daerah lain efeknya cenderung ringan dan terbatas.

Kondisi dan Peluang Terjadinya La Nina 2025

Dampak La Nina terhadap Musim Hujan 2025

Apa Itu La Nina dan Bagaimana Pengaruhnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *