Presiden (AS) akan terbang ke dan pada akhir pekan ini, setelah disepakati. Trump dijadwalkan akan menyampaikan pidato di parlemen Israel, Knesset, dan menghadiri seremoni penandatanganan perjanjian gencatan senjata yang digelar di Mesir.
Kunjungan singkat ke Israel dan Mesir ini, seperti dilansir The Washington Times, Sabtu (11/10/2025), dikonfirmasi oleh Trump sendiri saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat (10/10) waktu setempat.
“Saya akan pergi ke Israel. Saya akan berpidato di Knesset, saya rasa, lebih awal, dan kemudian saya akan pergi ke Mesir. Mereka luar biasa,” kata Trump.
Dia mengatakan dirinya akan kembali ke Washington DC pada Selasa (14/10) malam, karena akan memberikan medali kebebasan anumerta kepada mendiang Charlie Kirk, aktivis konservatif AS yang dibunuh bulan lalu. Istri mendiang Kirk, Erika, akan menerima penghargaan tersebut.
Trump diperkirakan akan tiba di Israel pada Senin (13/10) pagi waktu setempat, meskipun masih belum jelas apakah dia akan berangkat pada Senin (13/10) pagi atau Minggu (12/10) malam waktu AS. Pernyataan Gedung Putih yang dirilis awal pekan ini menyebutkan Trump akan berangkat pada Minggu (12/10).
“Tidak mudah bagi saya untuk kembali. Perjalanannya sangat singkat, tetapi saya akan singgah di dua tempat penting, dan kemudian saya akan naik pesawat berusaha kembali tepat waktu untuk Charlie,” ujarnya.
Selama kunjungan singkatnya, Trump akan berpidato di hadapan Knesset, dan bertemu dengan para sandera yang diperkirakan akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS.
Ketua parlemen Israel, Amir Ohana, menurut laporan Reuters, mengundang Trump untuk berpidato di badan legislatif tersebut. Ini akan menjadi pidato pertama seorang Presiden AS sejak tahun 2008.
Menurut media lokal Israel, Trump akan mendarat di Bandara Ben Gurion pada Senin (13/10) pagi, pukul 09.20 waktu setempat, dan disambut dengan upacara resmi. Dia akan langsung bergegas ke gedung Knesset di Yerusalem untuk menyampaikan pidatonya.
Setelah itu, Trump akan melanjutkan perjalanan ke Mesir. Pada Kamis (9/10) waktu setempat, saat berbicara dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Trump mengungkapkan rencananya terbang ke Mesir untuk menghadiri seremoni penandatanganan resmi kesepakatan gencatan senjata Gaza.
“Kita akan pergi ke Mesir, di mana kita akan melakukan penandatanganan, penandatanganan tambahan, dan kita sudah melakukan penandatanganan yang mewakili saya, tetapi kita akan melakukan penandatanganan resmi,” ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Disebutkan juga oleh Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, bahwa dirinya akan bertemu “banyak pemimpin” di Mesir pada Senin (13/10) mendatang, untuk membahas masa depan Jalur Gaza. Dia menyebut pertemuan itu kemungkinan akan digelar di Kairo.
Pada Rabu (8/10) waktu AS, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari rencana gencatan senjata Gaza yang diusulkan dirinya.
Berdasarkan tahap pertama gencatan senjata Gaza, Israel akan melakukan penarikan awal pasukannya dari Jalur Gaza, dan Hamas diwajibkan membebaskan para sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas — 20 sandera diyakini masih hidup — dalam waktu 72 jam setelah penarikan pasukan selesai dilakukan.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup.
Penarikan pasukan itu akan dilakukan secara bertahap hingga semua pasukan Israel nantinya ditarik sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Setelah itu, tahap kedua dari gencatan senjata Gaza akan dimulai, yang mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa keterlibatan Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.
Setelah itu, Trump akan melanjutkan perjalanan ke Mesir. Pada Kamis (9/10) waktu setempat, saat berbicara dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Trump mengungkapkan rencananya terbang ke Mesir untuk menghadiri seremoni penandatanganan resmi kesepakatan gencatan senjata Gaza.
“Kita akan pergi ke Mesir, di mana kita akan melakukan penandatanganan, penandatanganan tambahan, dan kita sudah melakukan penandatanganan yang mewakili saya, tetapi kita akan melakukan penandatanganan resmi,” ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Disebutkan juga oleh Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, bahwa dirinya akan bertemu “banyak pemimpin” di Mesir pada Senin (13/10) mendatang, untuk membahas masa depan Jalur Gaza. Dia menyebut pertemuan itu kemungkinan akan digelar di Kairo.
Pada Rabu (8/10) waktu AS, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari rencana gencatan senjata Gaza yang diusulkan dirinya.
Berdasarkan tahap pertama gencatan senjata Gaza, Israel akan melakukan penarikan awal pasukannya dari Jalur Gaza, dan Hamas diwajibkan membebaskan para sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas — 20 sandera diyakini masih hidup — dalam waktu 72 jam setelah penarikan pasukan selesai dilakukan.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup.
Penarikan pasukan itu akan dilakukan secara bertahap hingga semua pasukan Israel nantinya ditarik sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Setelah itu, tahap kedua dari gencatan senjata Gaza akan dimulai, yang mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa keterlibatan Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.