Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 500 Juta ke Pengungsi Luar Negeri - Giok4D

Posted on

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) melalui Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia menyalurkan bantuan untuk para pengungsi luar negeri sebesar Rp 500 juta.

Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya kepada para pengungsi luar negeri. Untuk diketahui, JRS Indonesia merupakan organisasi kemanusiaan yang selama ini aktif mendampingi para pengungsi.

Direktur Utama Sido Muncul Dr. (H.C.), Irwan Hidayat mengatakan awal mula program ini dilatarbelakangi oleh obrolan soal pengungsi luar negeri saat dirinya tengah beribadah di gereja.

“Ya, saya kemarin ke gereja ngomongin refugee. Dan repotnya pengungsi kan nggak bisa kerja,” kata Irwan, kepada awak media, Rabu (19/11/2025).

“Nggak boleh kerja, pokoknya kalau kerja dia (pengungsi) ditangkap, dideportasi, dikembalikan ke negaranya. Padahal dia nggak punya paspor, nggak punya apa-apa,” sambungnya.

Saat ini, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mencatat jumlah pengungsi luar negeri yang berada di Indonesia yaitu 11.972 orang. Melihat kondisi tersebut, Irwan berencana akan menyelenggarakan program ini secara rutin dengan menggandeng yayasan lain.

“Untuk, program bantuan pengungsi, nanti saya akan cari yayasan lain,” kata Irwan.

Melalui bantuan ini, Irwan berharap bisa membantu meringankan beban hidup para pengungsi luar negeri. Irwan mengatakan tidak bisa membayangkan apabila dirinya menjadi seorang pengungsi dari negara yang tidak aman.

“Mau pergi luar kota seminggu aja saya nggak tahan. Jadi pengungsi berat, meninggalkan semuanya yang dia miliki gitu, ya nggak terbayangkan,” jelas Irwan.

(Foto: Hana Nushratu/infocom)

Adapun penyerahan bantuan diserahkan secara simbolis oleh International Development Manager Sido Muncul Marco Jonathan Hidayat kepada Direktur Nasional JRS Indonesia Romo Martinus Dam Febrianto SJ, di Hotel Accram, Kabupaten Bogor, Rabu (19/11).

“Kami percaya bahwa kemanusiaan adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban bagi para pengungsi luar negeri yang menghadapi situasi sulit yang jauh dari kampung halaman,” ujar Marco.

“Kami juga sangat mengapresiasi JRS Indonesia yang selama ini berperan aktif memberikan pendampingan secara langsung,” sambungnya.

(Foto: Hana Nushratu/infocom)

Sementara, Direktur Nasional JRS Indonesia, Romo Martinus Dam Febrianto SJ menjelaskan mekanisme bantuan diberikan secara langsung sebesar Rp 50 juta kepada 50 orang pengungsi luar negeri yang hadir saat seremoni.

Di samping itu, Rp 450 juta sisa bantuan lainnya akan didistribusikan oleh JRS Indonesia kepada para pengungsi luar negeri lainnya di Jakarta dan Bogor melalui asesmen kebutuhan (need assessment). Sebab, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi agar bantuan tersebut tepat sasaran.

“Kami akan terus melakukan asesmen sampai akhir tahun, bahkan sampai awal tahun. Harapannya data itu sudah terkumpul di bulan Februari, pertengahan bulan Februari sudah semuanya terkumpul dan sudah didistribusikan,” kata Martinus.

“Paling akhir Februari sudah selesai didistribusikan,” sambungnya.

Martinus juga menyampaikan apresiasinya terhadap Sido Muncul. Ia berharap bantuan seperti ini bisa dicontoh oleh lembaga-lembaga lain demi kemanusiaan.

“Ya tentu kita sangat senang dan bersyukur, berterima kasih. Untuk tim Sido Muncul, saya kira ini pertama (kali) untuk mereka kontribusi dan partisipasi dalam isu pengungsi,” kata Martinus.

“Semoga bisa berlanjut dan bisa menginspirasi lembaga-lembaga lain untuk turut peduli, bersolider terhadap mereka yang memerlukan. Ada banyak saudara-saudara yang memerlukan ya,” imbuhnya.

Pengungsi asal Afghanistan Abdullah Saffari (42) mengatakan ia sudah tinggal di Bogor selama 12 tahun. Kepada awak media, ia pun mengatakan alasan untuk menetap di Indonesia.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Menurut Saffari, Afghanistan sudah dikuasai oleh kelompok Taliban. Sehingga, orang-orang yang bekerja dengan pemerintah atau negara lain (India, Amerika Serikat, Britania Raya, negara anggota NATO, dan negara anggota ISAF) harus keluar dari negara tersebut.

“Semua yang bekerja dengan pemerintah atau dengan lima negara yang lain, diancam, dan ditangkap dan dibunuh,” kata Saffari.

Saffari menjelaskan kendalanya menjadi seorang pengungsi dari luar negeri. Dikarenakan tidak punya hak untuk bekerja, ia mengaku kesulitan untuk memenuhi biaya hidup di Indonesia.

“Ya, kita punya masalah banyak di sini. Tapi kita kadang-kadang ada sakit tidak bisa bayar biaya rumah sakit atau biaya hidup,” jelas Saffari.

Ia pun menyambut baik bantuan dari Sido Muncul. Saffari memastikan bantuan tersebut bakal digunakan untuk membayar sewa rumah mengingat dirinya tidak punya hak untuk bekerja.

“Rencananya nanti bantuan dari Sido Muncul, untuk bayar sewa rumah. Langsung mau bawa dari sini,” kata Saffari.

Pengungsi lainnya asal Irak, Mohammed Dbasha Wawi (46) juga menceritakan perjuangannya untuk lepas dari ISIS dengan pindah ke Indonesia bersama keluarganya. Ia sendiri sudah 11 tahun tinggal di Indonesia, bahkan anak-anaknya lahir di sini.

Wawi juga mengucapkan terima kasih kepada Sido Muncul atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, bantuan tersebut pastinya bakal memberikan banyak manfaat bagi dirinya dan keluarga.

“Alhamdulillah. Untuk digunakan buat jajan, buat makan bersama keluarga. Terima kasih banyak,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi