Indonesia mengapresiasi pemerintah dan pihak UNFCCC atas penyelenggaraan COP30. Namun, Indonesia menyoroti 7 agenda utama dalam COP30 ini.
COP ini menandai satu dekade Perjanjian Paris, dengan tema beralih dari ambisi ke aksi dan negosiasi ke implementasi. Indonesia ingin menyoroti agenda-agenda utama dalam semangat ini,” ujar Ary Sudijanto, Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon saat penutupan COP30 Brasil, Sabtu (22/11).
Pertama, Indonesia menegaskan bahwa transisi yang adil harus menjunjung tinggi kesetaraan, CBDR-RC, dan kondisi nasional, yang didukung oleh
bantuan internasional berbasis hibah. Kami mendukung seruan G77 & Tiongkok untuk mekanisme transisi UNFCCC yang adil dan mencegah tindakan sepihak terhadap negara-negara berkembang.
Kedua, Indonesia mengharapkan keputusan Pasal 6 untuk meningkatkan kesiapan teknis dan kelembagaan melalui pendanaan internasional, pendekatan non-pasar, dan percepatan transisi proyek CDM.
Ketiga, Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap kerangka transparansi yang ditingkatkan, dengan mengupayakan dukungan berkelanjutan dalam pendanaan, pengembangan kapasitas, dan teknologi. Keempat, Indonesia juga berkomitmen untuk memastikan Global Stocktake mendorong implementasi nyata dan mendukung dialog terstruktur untuk hasil yang dapat ditindaklanjuti dan membangun kepercayaan.
Kelima soal adaptasi, Indonesia menyambut baik hasil GGA dan program kerja UEA-Belem, yang implementasinya sangat sukarela dan non-punitif, tanpa beban tambahan pada negara-negara berkembang. Kami menekankan perlunya peningkatan pendanaan adaptasi, dengan negara-negara maju meningkatkan tiga kali lipat penyediaan mereka pada tahun 2030 menjadi setidaknya $120 miliar per tahun. Untuk kerugian dan kerusakan, kami menghargai fleksibilitas dalam tinjauan WIM untuk hasil yang bermakna
Keenam, Indonesia menyerukan reformasi arsitektur keuangan internasional, mengupayakan dukungan berbasis hibah yang terprediksi dan pendanaan iklim tahunan sebesar USD 1,3 triliun hingga tahun 2035, termasuk USD 300 miliar untuk negara-negara berkembang. Terakhir, Indonesia bicara soal isu-isu kelautan dalam negosiasi iklim.
“Indonesia menegaskan kembali dukungannya terhadap integrasi isu-isu terkait kelautan ke dalam negosiasi iklim, dengan mengakui peran penting ekosistem laut dalam penyerapan karbon, perlindungan pesisir, dan penyediaan mata pencaharian berkelanjutan,” imbuh Ary.
“Kami siap bekerja sama secara konstruktif dengan semua Pihak untuk memastikan hasil COP30 memberikan implementasi nyata-memobilisasi pendanaan, teknologi, dan pengembangan kapasitas, memperkuat ketahanan, dan memajukan transisi yang adil yang tidak meninggalkan satu negara atau komunitas pun,” tutupnya.
Simak juga Video: RI Harap COP30 Hasilkan Keputusan Konkret untuk Atasi Krisis Iklim







