Ini Alasan Bocah SD Naik KRL Subuh-subuh dari Parung ke Klender Jaktim

Posted on

Viral di media sosial seorang bocah SD asal Parung Jaya, Tangerang, berangkat ke sekolah saat masih pagi buta naik KRL dari Stasiun Parung Panjang ke Klender, Jaktim. Bocah bernama Hafitar itu tak mau pindah sekolah karena sudah nyaman dengan guru dan teman-temannya.

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, menjelaskan perpindahan tempat tinggal bocah bernama Hafitar itu terjadi sejak ibunya mendapatkan pekerjaan sebagai ART di wilayah Tangerang pada September lalu.

“Sebelumnya dia tinggal di Kampung Sumur, Klender, dekat sekolah. Setelah ibunya dapat pekerjaan di Tangerang, anak ini ikut. Ibunya awalnya masih mengantar jemput naik KRL,” kata Farida saat dihubungi, Senin (24/11/2025).

Selama hampir dua bulan, sang ibu masih mendampingi Hafitar pulang-pergi naik KRL. Namun setelah merasa anaknya cukup mandiri dan mengenal rute, Hafitar mulai dilepas bepergian sendiri.

Sang ibu bahkan menyiapkan berbagai kebutuhan, dari kartu Commuter Line, JakLingko, hingga berkoordinasi dengan petugas stasiun di Parung Panjang, Tanah Abang, dan Buaran. Meski demikian, pihak sekolah sudah sejak awal menilai jarak tempuh Hafitar terlalu jauh.

Mereka menyarankan Hafitar pindah sekolah pada semester dua. Namun Hafitar dan ibunya kukuh bertahan.

“Baik ibunya maupun Hafitar tidak mau pindah. Katanya di sekolah sini sudah nyaman, guru-gurunya baik, teman-temannya juga. Orang tua murid lainnya juga sudah saling kenal,” ujarnya.

Bahkan, sejumlah orang tua murid dan guru telah menawarkan Hafitar untuk tinggal sementara di rumah mereka agar tak perlu pulang pergi dari Tangerang-Jakarta setiap hari. Namun tawaran itu sempat ditolak.

Hingga akhirnya video Hafitar naik KRL viral. Kondisi itu membuat pihak sekolah meminta Hafitar untuk menginap di rumah salah satu temannya.

“Kami mengambil inisiatif untuk merawat Hafitar bersama. Minggu sore kemarin kita jemput dan tempatkan Hafitar di rumah salah satu temannya,” tuturnya.

Kini Hafitar tinggal sementara bersama keluarga temannya dan setiap hari diantar-jemput ke sekolah. Farida memastikan pihaknya turut memantau kebutuhan Hafitar.

“Kebutuhan sekolah, perlengkapan pribadi, baju, semuanya sudah kami bantu bersama Baznas dan Dinas Pendidikan,” imbuhnya.