Oknum anggota viral usai meminta proyek Rp 5 triliun tanpa tender pada PT Chandra Asri Alkali (CAA). Pihak Kadin Cilegon berdalih peristiwa itu terjadi akibat anggotanya terbawa emosi.
Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon, Isbatullah Alibasja, mengatakan sebelum terjadi pertemuan di lokasi proyek, Kadin Cilegon sudah berkomunikasi dengan investor proyek tersebut yakni PT CAA hingga kontraktor utama pada proyek senilai Rp 15 triliun tersebut. Pertemuan telah terjadi lebih dari satu kali.
“Ceritanya kita jauh sebelum itu sekitar 1 bulan yang lalu beberapa Minggu sebelum kejadian itu Kadin Cilegon mengundang secara persuasif owner-owner dalam hal ini kan ada Chandra Asri sebagai induknya, ada CAA dan kita undang juga main contractor. Ini ada dua, satu Chengda joint operation dengan Total Persada, kedua PT PP JO dengan Seven Gate Indonesia, kalau nggak salah pertemuan itu ada 3-4 kali pertemuan itu, rangkaian sebelumnya udah ada pertemuan,” kata Isbat saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025).
Pada pertemuan sebelum viral itu, Kadin Cilegon menyatakan sikap mendukung penuh investasi yang ada di Cilegon. Namun, pihaknya berharap agar investasi yang ada di Cilegon melibatkan pengusaha lokal.
“Artinya kita menyambut baik (investasi), cuma harapan kita agar libatkan lah pengusaha lokal yang kira-kira mampu, yang punya kualifikasi tolong diakomodir supaya ada dampak multi flyer effect-nya investasi yang Rp 15 triliun ini,” katanya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Usai pertemuan dengan investor maupun kontaktor utama, Isbat menyebut komunikasi pengusaha lokal dengan PT Chengda sebagai kontraktor utama pada proyek itu mengalami kendala.
“Setelah komunikasi memang pihak Chengda agak sulit mungkin kendala komunikasi, kendala budaya kita nggak paham atau mungkin karena hal lain yang kita tidak ketahui, sehingga kita inisiatif lah ceritanya, Kadin untuk ke site, untuk sidak sebenarnya bukan untuk menyetop pekerjaan, sebenarnya kita pengen lihat di lapangan seperti apa gitu loh,” tuturnya.
Setibanya di lokasi proyek, tepatnya di site milik PT Chengda, sudah ada beberapa pengusaha yang berasal dari organisasi HIPMI, HIPPI dan pengusaha lokal Cilegon.
Isbat mengatakan situasi saat itu sudah ramai karena beberapa pengusaha sudah masuk dalam obrolan. Situasi di ruangan tersebut riuh dan dinilai tak kondusif.
“Karena situasi itu rame, tidak terkondisi kemudian juga hanya Chengda saja di situ, komunikasi itu berjalan tidak sehat karena selalu yang namanya Chengda ini dia bilang saya nggak bisa mengambil keputusan karena harus berkomunikasi dengan CAA sebagai owner,” ujar Isbat.
“Padahal CAA sudah ngobrol beberapa kali katanya ‘oke kita mendukung’ mengarahkan agar Chengda bekerja sama dengan pengusaha lokal. Jadi kayak dilempar-lempar gitu, kata CAA ke Chengda. kata Chengda saya harus berkoordinasi ke CAA gitu,” sambungnya.
Saat pertemuan berlangsung, lanjut Isbat, terjadi adu mulut antara para pengusaha tersebut dengan pihak PT Chengda. Pihaknya menyimpulkan ada komunikasi yang kurang efektif pada pertemuan itu sehingga salah satu anggotanya tersulut emosi.
“Akhirnya terjadi lah adu mulut terus ada kata-kata viral itu, memang itu bukan sikap resmi Kadin Kota Cilegon, itu luapan emosional dari salah satu pengurus kita yang mungkin kesal atau mungkin komunikasinya buruk atau mungkin kesal banget begitu sehingga ada lah keluar lah. Saya menyebutnya selip lidahnya atau apa lah, ya kita juga paham mana ada proyek yang 5 triliun tanpa tender,” tuturnya.
Isbat mengatakan menyadari bahwa proyek triliunan rupiah tidak mungkin tanpa tender atau lelang. Pihaknya menghormati prosedur internal terkait mekanisme yang akan dilakukan untuk garapan pekerjaan di proyek tersebut.
“Artinya kita menghargai SOP di internal main contractor ya kita ikutin, kalau misalkan tender ayo kita tender, artinya kita mengikuti prosedur di internal. Tapi harapan kita ada keberpihakan lah ke pengusaha lokal, masa project dengan nilai investasi Rp 15 triliun masa pengusaha lokalnya nonton, nggak bagus juga, karena itu kan nggak tuntas video itu, yang vitalnya justru 5 T tanpa tender,” katanya.
Sebelumnya, berdasarkan unggahan video akun X @Nenk******, sejumlah pihak yang diduga berasal dari Kadin Cilegon dan ormas setempat bertemu dengan perwakilan Chengda Engineering Co, kontraktor dari proyek pembangunan pabrik CA-EDC. Dalam unggahan tersebut, terlihat seseorang yang mengenakan pakaian putih meminta hingga Rp 5 triliun.
“Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas, Rp 5 triliun untuk Kadin, Rp 3 triliun untuk Kadin,” ucap pria yang mengaku sebagai anggota Kadin Cilegon, dikutip Selasa (13/5).