Asosiasi Pilot Komersial Tolak Klaim Human Error dalam Tragedi Air India

Posted on

Dua asosiasi pilot komersial utama di menolak klaim human error, atau kesalahan manusia, sebagai penyebab jatuhnya pesawat yang dioperasikan oleh maskapai . Insiden tragis pada Juni lalu itu menewaskan 260 orang.

Penolakan asosiasi pilot komersial ini menanggapi laporan investigasi awal otoritas India yang mendapati bahwa sakelar bahan bakar mesin pesawat telah dimatikan beberapa info setelah lepas landas.

Laporan investigasi awal yang dirilis oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) itu, seperti dilansir AFP, Senin (14/7/2025), tidak memberikan kesimpulan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tersebut.

Namun demikian, laporan yang dirilis pada Sabtu (12/7) tersebut mengindikasikan bahwa salah satu pilot pesawat Air India itu bertanya ke pilot lainnya soal mengapa dia mematikan sakelar bahan bakar, dengan pilot kedua menjawab bahwa dia tidak melakukannya.

Tidak ada detail lebih lanjut mengenai percakapan kokpit antara kedua pilot yang diungkapkan ke publik.

Asosiasi Pilot Komersial India (ICPA), dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya “sangat terganggu oleh narasi spekulatif… terutama insinuasi yang sembrono dan tidak berdasar tentang bunuh diri pilot”.

“Sama sekali tidak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini,” tegas ICPA dalam pernyataannya yang dirilis pada Minggu (13/7). “Klaim tersebut sangat tidak sensitif terhadap individu dan keluarga yang terlibat,” imbuh pernyataan itu.

“Secara santai menyebut bunuh diri pilot tanpa bukti yang terverifikasi merupakan pelanggaran berat terhadap pelaporan etika dan merendahkan martabat profesi,” sebut ICPA mengingatkan.

Temuan penyelidikan awal memicu spekulasi oleh beberapa pakar penerbangan independen bahwa tindakan pilot yang disengaja atau tidak disengaja mungkin telah menyebabkan Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India bagian barat.

Pernyataan ICPA itu merujuk pada komentar sejumlah pakar penerbangan yang menyebut sakelar kontrol bahan bakar mesin pesawat hanya dapat digerakkan secara sengaja dan manual.

Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India), asosiasi lainnya yang beranggotakan 800 pilot, juga menuduh ada “kerahasiaan” yang disembunyikan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India dalam investigasinya, dengan menyebut “personel yang berkualifikasi dan layak” tidak terlibat di dalamnya.

“Kami merasa bahwa investigasi ini diarahkan ke arah yang mengasumsikan kesalahan pilot dan kami sangat menentang pemikiran ini,” tegas Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Sabtu (12/7).

ALPA yang mengklaim memiliki 100.000 anggota di seluruh dunia, juga meminta kepada Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India agar mereka diikutsertakan sebagai “pengamat untuk memberikan transparansi yang diperlukan dalam investigasi tersebut”.

Kecelakaan Air India itu menewaskan semuanya, kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, serta merenggut 19 nyawa di daratan.

Temuan penyelidikan awal memicu spekulasi oleh beberapa pakar penerbangan independen bahwa tindakan pilot yang disengaja atau tidak disengaja mungkin telah menyebabkan Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India bagian barat.

Pernyataan ICPA itu merujuk pada komentar sejumlah pakar penerbangan yang menyebut sakelar kontrol bahan bakar mesin pesawat hanya dapat digerakkan secara sengaja dan manual.

Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India), asosiasi lainnya yang beranggotakan 800 pilot, juga menuduh ada “kerahasiaan” yang disembunyikan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India dalam investigasinya, dengan menyebut “personel yang berkualifikasi dan layak” tidak terlibat di dalamnya.

“Kami merasa bahwa investigasi ini diarahkan ke arah yang mengasumsikan kesalahan pilot dan kami sangat menentang pemikiran ini,” tegas Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Sabtu (12/7).

ALPA yang mengklaim memiliki 100.000 anggota di seluruh dunia, juga meminta kepada Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India agar mereka diikutsertakan sebagai “pengamat untuk memberikan transparansi yang diperlukan dalam investigasi tersebut”.

Kecelakaan Air India itu menewaskan semuanya, kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, serta merenggut 19 nyawa di daratan.