Banjir Terjang India, 34 Orang Tewas Termasuk 3 Tentara

Posted on

yang terus mengguyur memicu dan di wilayah bagian timur laut dalam empat hari terakhir. Sedikitnya 34 orang, termasuk tiga tentara India, tewas akibat bencana alam tersebut.

Departemen cuaca India memperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah tersebut.

Lebih dari 1.000 wisatawan yang terjebak di area Sikkim di Himalaya, seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (2/6/2026), telah dievakuasi pada Senin (2/6) waktu setempat. Tim penyelamat militer dikerahkan ke negara bagian Meghalaya untuk menyelamatkan lebih dari 500 orang yang terjebak di area-area terdampak banjir.

Militer India mengumumkan bahwa tiga personelnya tewas dan enam lainnya hilang akibat tanah longsor mematikan di area pegunungan Sikkim, yang berbatasan dengan Nepal dan China, pada Minggu (1/6) malam waktu setempat. Area itu menampung banyak personel militer India.

Dalam pernyataannya, militer India mengatakan bahwa “tanah longsor besar, yang dipicu oleh hujan lebat, menghantam kamp militer” pada senja hari Minggu (1/6).

Militer India memposting ke media sosial, foto-foto yang menunjukkan timbunan tanah yang nyaris menenggelamkan sebuah bangunan, dan meninggalkan lubang bekas lumpur raksasa di lereng bukit.

Sementara itu, di negara tetangga Bangladesh, sedikitnya empat orang tewas akibat tanah longsor yang melanda area distrik timur laut Sylhet. Ratusan tempat penampungan telah dibuka di seluruh distrik perbukitan Rangamati, Bandarban, dan Khagrachhari.

Otoritas setempat memperingatkan potensi terjadinya tanah longsor dan banjir bandang lebih lanjut, serta mendesak warga di area-area rawan untuk tetap waspada.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Wilayah India bagian timur laut dan wilayah Bangladesh diketahui rentan terhadap hujan deras yang memicu tanah longsor dan banjir bandang yang mematikan, yang berdampak pada jutaan orang setiap tahun.

Laporan kantor berita ANI menyebut jalanan dan rumah-rumah di kota Silchar, Assam, juga terendam banjir, dengan pepohonan tumbang berserakan di jalan.

“Kami menghadapi banyak tantangan. Saya memiliki seorang anak, tempat tidurnya terendam air. Apa yang akan kami lakukan dalam situasi seperti ini? Kami harus tetap terjaga sepanjang malam,” tutur warga Silchar, Sounu Devi, kepada ANI.

Banjir bandang biasa terjadi pada musim hujan, yang biasanya dimulai bulan Juni dan berakhir pada akhir September. Kawasan Asia Selatan semakin panas dan dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan pola cuaca.