Bantu Korban Bencana, Kedai di Bogor Beri Makan Gratis Mahasiswa Sumatera

Posted on

Kedai makan khas Aceh di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) ini memberikan makanan gratis kepada mahasiswa yang merantau dari Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh. Hal itu sebagai bentuk solidaritas terhadap korban yang terdampak bencana dan di Sumatera.

Adalah Warung Semeru yang terletak di Jalan Dr Sumeru, Kecamatan Bogor Barat yang memberi makanan gratis ke mahasiswa asal Sumatera. Buka sejak siang, para pegawai menyiapkan sajian khas Aceh untuk pelanggan.

Di antara pelanggan yang datang, ada mahasiswa maupun pelajar yang baru lulus asal Aceh sedang merantau di Bogor.

Pegawai warung bernama Lambang menceritakan alasan bosnya memberikan makanan gratis kepada mahasiswa . Menurutnya, musibah yang terjadi berdampak kepada warga di Sumatera maupun keluarga yang ada di perantauan.

“Karena kalau di Sumatera lagi musibah, pasti banyak anak-anak rantau dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh juga yang kelaparan atau mahasiswanya yang belum dikirim uang dari ibunya. Makanya kami dari bos setuju membuat makanan gratis,” kata Lambang ditemui di lokasi, Sabtu (6/12/2025).

Suatu ketika, bosnya pernah mengalami masa menjadi mahasiswa dengan segala keterbatasannya. Hal itu yang mengetuk pintu hati bosnya untuk memberikan makanan gratis kepada mahasiswa tersebut.

“Karena bos juga pernah mengalami waktu dia masa kuliah. Orang tuanya kadang kena musibah atau nggak punya uang, dia bekerja keras untuk kuliah,” jelasnya.

Menurutnya, sejak kebijakan makanan gratis itu dilakukan, setiap harinya selalu ada mahasiswa dari ketiga wilayah terdampak bencana itu yang datang. Dia mengatakan ada 5 hingga 15 orang yang datang ke kedai.

“Kalau mahasiswa datang tergantung, ada 5 orang, 10 orang, kadang 15. Kadang ada juga yang sudah dua kali, tiga kali,” bebernya.

Warung tersebut tak mempermasalahkan berapa kalipun mahasiswa itu datang. Para mahasiswa bisa datang sesukanya kapanpun dan makan di kedai.

Sebab selama bencana masih berdampak kepada keluarga mereka, ada mahasiswa yang tidak mendapatkan kiriman uang dari keluarganya. Lambang mengatakan saat ini masyarakat di Aceh dalam kondisi yang sulit.

“Di Aceh itu kan untuk cari rezeki lagi susah. Makanya sampai nanti mereka sudah baikan, sudah kirim uang, baru,” sebutnya.

Mahasiswa yang datang sesekali bercerita mengenai keluarganya yang terdampak bencana di kampung halaman. Mulai dari kehilangan rumah, belum dapat bantuan, hingga hilang kabar dari keluarganya.

Lambang mengatakan, bencana banjir bandang di Aceh serupa dengan bencana tsunami yang terjadi tahun 2004 silam. Bosnya sendiri belum membatasi kapan kebijakan makan gratis untuk mahasiswa itu berakhir.

“Ini nggak bos taruh waktu sampai kapan belum tahu. Pasti nanti kalau memang sudah, dibilangin. Pokoknya sepanjang musibah,” imbuhnya.

Kebanyakan mahasiswa yang datang ke warung tersebut berasal dari IPB University. Mereka dibebaskan untuk memesan makanan apapun tanpa ada batasan harga.

“Bebas apapun yang mereka mau boleh sepuasnya, nggak ada batas harga bebas mau makan apa,” ucapnya.

Tak ada persyaratan khusus bagi mahasiswa dari ketiga wilayah itu untuk datang dan makan gratis. Lambang mengatakan kejujuran mahasiswa itulah yang menjadi kuncinya.

“Kalau dia bohong nanti dia bertanggung jawab sama yang maha kuasa,” kata dia.

Lambang berharap agar makan gratis tersebut bisa memberikan semangat kepada para mahasiswa. Sehingga mereka bisa kembali semangat menempuh pendidikan di perantauan.

“Kami harap mereka bisa semangat, bisa sukses ke depannya, dan keluarganya bisa membaik, dikasih bantuan,” ujarnya.

Pemilik dan pegawai warung itu sendiri juga berasal dari Aceh. Sambil matanya berkaca-kaca, Lambang menceritakan ada keluarga pegawai yang terdampak bencana kemarin.

“Iya dari Aceh semuanya, kami ini ada berapa orang dari Pidie, ada yang Aceh Utara. Yang kena si bos sama ada satu lagi di aceh Utara rumahnya hancur semua, lenyap rumah ibunya. Kalau kami kayak di pidie sampai lutut aja (banjirnya),” imbuhnya.

Baru-baru ini mereka bisa bertukar kabar dengan sanak famili di kampung halamannya. Sebab selama beberapa hari, tidak ada sinyal di sana akibat banjir bandang menghanyutkan segala yang dilaluinya.

“Baru kemarin tukar kabar, karena baru kemarin baru dapat sinyal. Karena banyak tower hancur dibawa aliran air, makanya hilang semua sinyalnya. Ini katanya lampu masih mati juga, kondisi belum baik. Di Aceh Tamiang sama Pidie juga masih kena banjir,” pungkasnya.

Alasan Beri Makan Gratis

Tak Beri Syarat

Gambar ilustrasi

“Ini nggak bos taruh waktu sampai kapan belum tahu. Pasti nanti kalau memang sudah, dibilangin. Pokoknya sepanjang musibah,” imbuhnya.

Kebanyakan mahasiswa yang datang ke warung tersebut berasal dari IPB University. Mereka dibebaskan untuk memesan makanan apapun tanpa ada batasan harga.

“Bebas apapun yang mereka mau boleh sepuasnya, nggak ada batas harga bebas mau makan apa,” ucapnya.

Tak ada persyaratan khusus bagi mahasiswa dari ketiga wilayah itu untuk datang dan makan gratis. Lambang mengatakan kejujuran mahasiswa itulah yang menjadi kuncinya.

“Kalau dia bohong nanti dia bertanggung jawab sama yang maha kuasa,” kata dia.

Lambang berharap agar makan gratis tersebut bisa memberikan semangat kepada para mahasiswa. Sehingga mereka bisa kembali semangat menempuh pendidikan di perantauan.

“Kami harap mereka bisa semangat, bisa sukses ke depannya, dan keluarganya bisa membaik, dikasih bantuan,” ujarnya.

Pemilik dan pegawai warung itu sendiri juga berasal dari Aceh. Sambil matanya berkaca-kaca, Lambang menceritakan ada keluarga pegawai yang terdampak bencana kemarin.

“Iya dari Aceh semuanya, kami ini ada berapa orang dari Pidie, ada yang Aceh Utara. Yang kena si bos sama ada satu lagi di aceh Utara rumahnya hancur semua, lenyap rumah ibunya. Kalau kami kayak di pidie sampai lutut aja (banjirnya),” imbuhnya.

Baru-baru ini mereka bisa bertukar kabar dengan sanak famili di kampung halamannya. Sebab selama beberapa hari, tidak ada sinyal di sana akibat banjir bandang menghanyutkan segala yang dilaluinya.

“Baru kemarin tukar kabar, karena baru kemarin baru dapat sinyal. Karena banyak tower hancur dibawa aliran air, makanya hilang semua sinyalnya. Ini katanya lampu masih mati juga, kondisi belum baik. Di Aceh Tamiang sama Pidie juga masih kena banjir,” pungkasnya.

Tak Beri Syarat