Seorang bayi perempuan yang baru lahir di , Palestina diberi nama Singapore. Pemberian nama ini karena ayah sang bayi ingin mengapresiasi bantuan amal dari Singapura.
Dilansir The Straits Time, Minggu (19/10/2025), ayah bayi itu bekerja di dapur umum Singapura di Gaza. Pemberian nama Singapore itu merupakan bentuk apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh sebuah badan amal di wilayah Palestina yang dilanda perang.
Kelahiran bayi tersebut pada 16 Oktober dibagikan di media sosial oleh Love Aid Singapore, yang dipimpin oleh aktivis Singapura Gilbert Goh.
Hamdan Hadad mengatakan kepada Love Aid bahwa ia telah bekerja di dapur umum tersebut selama dua tahun.
Ia mengatakan bahwa istrinya mengandalkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilannya. Menurutnya, dengan makanan yang disediakan secara teratur membantunya bertahan hidup dari kelaparan akibat perang di tengah konflik Israel-Hamas.
“Saya bahagia dan ingin menamainya Singapura karena saya sangat mencintai mereka,” kata Hamdan.
Love Aid mengatakan bayi tersebut, dengan berat 2,7 kg saat lahir, adalah orang Palestina pertama yang diberi nama “Singapore”. Love Aid menunjukkan akta kelahiran yang mencantumkan namanya.
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram-nya pada 18 Oktober, Love Aid Singapore mendoakan kesehatan bayi tersebut, menambahkan harapan bahwa ia akan disambut di “dunia baru yang cerah” dalam bentuk gencatan senjata permanen.
Konflik Israel-Hamas saat ini pecah pada tahun 2023 setelah serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober dan penculikan lebih dari 250 sandera. Israel merespons dengan serangan militer terhadap Hamas yang telah menewaskan puluhan ribu orang, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, di Jalur Gaza.
Gencatan senjata yang diterapkan secara bertahap dimulai pada 10 Oktober.
Palang Merah Singapura mengatakan telah menyumbangkan setidaknya $ 1,9 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2023.
Tonton juga Video Perwakilan UNDP Ungkap Rekonstruksi di Gaza Hadapi Tantangan Besar