mengatakan potensi terjadinya telah terpantau pihaknya. Dia mengatakan ada sejumlah faktor penyebab cuaca ekstrem.
“Jadi 8 hari sebelumnya kita mendeteksi akan terjadi cuaca ekstrem, karena ada anomali di atmosfer, ada monsun Asia, seruakan dingin dari arah utara. Jadi dengan kondisi ini kita memprediksi ada cuaca ekstrem itu sejak 8 hari,” kata Faisal seusai rapat bersama Komisi V DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Dia mengatakan bibit siklon Senyar mulai terbentuk pada 21 November 2025, pukul 07.00 UTC atau 14.00 WIB. Setelah mendeteksi bibit siklon itu, BMKG terus berupaya untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat.
“Jadi 4 hari sebelum terjadi siklon yang tanggal 25 itu, bibitnya sudah terdeteksi tanggal 21. Itu kita melakukan diseminasi informasi, SMS blasting, WA blasting, dan sebagainya di grup BPBD daerah,” ujarnya.
Faisal mengakui Indonesia kurang siap siaga terkait fenomena . Sebab, sejak awal Indonesia memang bukan daerah rawan siklon tropis.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Mengapa kesiapsiagaannya masih belum optimal? Ini karena begini. Sejak dari kita tumbuh, bahwa kita tidak merasa bahwa Indonesia ini adalah daerah yang rawan terhadap siklon,” katanya.
Dia mengatakan siklon biasanya terjadi pada daerah di atas 5 derajat Lintang Utara (LU) atau 5 derajat Lintang Selatan (LS). Sebab itu, menurut dia, Jepang, Taiwan, Filipina, Hong Kong merupakan daerah rawan siklon tropis.
“Bahkan di atas utaranya Papua itu terbentuk bibit siklon yang tahunan itu, bergerak melintasi Filipina berhenti di laut Cina Selatan. Itu lebih dari 10 kali setahun. Mereka lebih siap,” katanya.
Menurut dia, Indonesia yang berada di wilayah ekuator atau khatulistiwa bukan daerah yang kerap muncul siklon tropis. Dia mengatakan siklon tropis di Indonesia terjadi akibat anomali cuaca.
“Nah, kita siklon tropis itu bukan kejadian yang lazim karena kita berada tidak lebih dari 5 derajat Lintang Utara atau Selatan,” paparnya.
“Ini kejadian akibat anomali cuaca dan atmosfer sehingga terjadilah siklon sehingga kita secara prinsip kita juga belum begitu siap menghadapi bencana dengan eskalasi sebesar ini,” sambungnya.
Namun, menurut dia, terkait , Indonesia telah cukup siap dalam memitigasinya. Dia mengatakan berbagai antisipasi telah disiapkan.
“Jadi ketika diberi informasi soal siklon, persiapannya cukup banyak, kita menyiapkan semua personel di daerah. Drainase-drainase itu mulai dibersihkan agar siap alirkan air, kemudian semua bersiaga, masyarakat juga siapkan bahan makanan agar ketika terjadi isolasi bisa bertahan lebih lama,” tuturnya.







