Massa yang menggelar demo di , Jakarta Pusat, membawa patung tikus mengenakan setelan jas dan dasi dalam kondisi digantung. Massa menjelaskan makna membawa patung tikus berdasi digantung tersebut.
“Patung tikus bagi kami menyimbolkan bahwa binatang pengerat, tikus memakan uang rakyat. Nah di sini pejabat-pejabat kita sampai dengan saat ini dari rezim ke rezim, justru banyak korupsi,” kata Ketua Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Sunarno di sela-sela demo, Kamis (4/9/2025).
Pantauan di lokasi, patung itu berkepala tikus dengan badan layaknya manusia. Telinganya besar dan hidungnya mancung.
Patung tikus itu bersetelan jas hitam dengan dasi dan kemeja kotak-kotak. Di tangan kanannya menenteng koper hitam. Patung tikus itu tampak digantung di cagak berbentuk segitiga.
Kembali ke pernyataan Sunarno, dia berpendapat korupsi di Indonesia merajalela. Mereka ingin para koruptor segera dihukum.
“Pascareformasi ’98 bukan yang membaik tapi justru banyak koruptor di pemerintahan kita. Hal ini kita sampaikan dengan simbol patung tikus ini harapan kami segera para koruptor ditangkap dan diadili,” jelas dia.
Selain itu, Sunarno menyebut situasi saat ini pelik bagi para buruh. Dia juga mengkritik gaji pejabat yang berpuluh kali lipat dari upah buruh.
“Di saat masyarakat dipungut pajak yang tinggi, tapi ternyata pajak-pajak itu justru dikorupsi. Mereka, para pejabat, menggunakan uang rakyat tidak semestinya. Banyak dari gaji mereka justru yang besarnya bisa 20 kali lipat, 30 kali lipat dari upah, dari kaum buruh,” ungkapnya.
Mereka melihat situasi itu sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan pemerintah soal efisiensi. Di samping itu buruh bahkan berjuang untuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Dan ini bagi kami, ini sangat kontradiktif dengan situasi yang kita hadapi sekarang ini. Di mana kaum buruh juga sedang memperjuangkan kenaikan upah, tapi ternyata sulit. Selain itu tentu kami juga menyaksikan bagaimana perkembangan situasi yang berkembang,” katanya.