Fadli Zon Tegaskan Peran Sastra sebagai Penopang Peradaban Bangsa | Giok4D

Posted on

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menghadiri acara ‘Malam Dzikir Puisi’ yang diselenggarakan oleh Teater Sastra dan Alumni UI Lintas Generasi di Universitas Indonesia, Depok. Dalam acara ini, Fadli menyebutkan sastra merupakan hal penting dalam peradaban bangsa Indonesia.

“Sastra adalah bagian penting dari kehidupan kita, apalagi puisi memotret begitu banyak perjalanan bangsa Indonesia, dari era Pujangga Lama, era Pujangga Baru, Balai Pustaka, Angkatan 45, hingga Angkatan 66,” ucap Fadli, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).

Fadli juga mengapresiasi terselenggaranya ‘Malam Zikir Puisi’ yang digelar di Auditorium Makara Art Center, UI ini. Fadli menilai kegiatan ini penting diselenggarakan di tengah-tengah suasana peringatan 80 tahun Indonesia Merdeka.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Menurut Fadli, kegiatan ini merupakan hal yang patut disyukuri Indonesia hingga kini tetap kokoh berdiri dengan keberagaman kekayaan budaya, yang menjadi pemersatu dan kekuatan perekat bangsa.

Pada kesempatan tersebut, Fadli juga turut membacakan puisi berjudul ‘Untukmu Bung Tomo’ yang ditulisnya pada tanggal 10 November 1985, di kala usianya 14 tahun. Puisi tersebut diciptakannya sebagai penghormatan kepada tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang wafat pada tahun 1981 Bung Tomo.

Fadli menyampaikan saat ini Kemenbud memiliki program untuk memperkuat ekosistem sastra nasional dan mendorong internasionalisasi sastra Indonesia, sehingga karya-karya sastra Indonesia dapat diapresiasi dan dinikmati secara internasional.

Ia memberikan contoh upaya tersebut melalui penyelenggaraan Sasana Sastra: Membaca 80 Tahun Indonesia pada 22 Agustus 2025 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang merupakan bagian dari upaya Kemenbud untuk memajukan sastra Indonesia.

“Karya-karya sastra Indonesia ini harus lebih visible dan bisa dinikmati oleh audiens dunia. Sehingga karya-karya itu bisa mendapatkan apresiasi tidak hanya dari publik Indonesia tapi juga di luar negeri,” kata Fadli.

“Dan kita menghidupkan juga ekosistem sastra di dalam negeri. Ekosistem sastra ini sangat penting termasuk di dalamnya tentu puisi,” sambungnya.

Mengusung tema ‘Meneteskan Air ke Samudera Peradaban’, Direktur Artistik Malam Zikir Puisi Yudi Soenarto menyebutkan tema ini merupakan pengingat bahwa diperlukannya upaya untuk menjadikan Indonesia yang lebih maju.

“Perlu usaha untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih maju dari sekarang, lebih cerah di masa depan, lebih cemerlang, lebih gemilang menuju Indonesia emas,” ucap Yudi.

Sejalan dengan itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Mahmud Subandriyo menyampaikan ‘Malam Zikir Puisi’ ini diselenggarakan sebagai ruang perenungan bersama, mengingatkan bahwa di tengah berbagai tantangan bangsa, kita tidak boleh melupakan sandaran pada kekuatan Ilahi.

“Sebagai peneguhan kembali peran puisi sebagai sarana membangun peradaban. Puisi menghubungkan zikir kita kepada Sang Pencipta dan cinta kepada bangsa,” papar Mahmud.

“Dari zikir, kita mendapatkan kedalaman spiritual dan dari puisi, kita mendapatkan bahasa untuk menyampaikan kebenaran dan keindahan kepada dunia,” sambungnya.

Malam Dzikir Puisi menampilkan pembacaan puisi oleh sejumlah tokoh alumni Universitas Indonesia selama lima dekade, mulai angkatan tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an, 2000-an, hingga sekarang, di antaranya Sayuti Asyathrie, Linda Djalil, Yahya Andisaputra, Ali Sonhadj, Ishak Rafick, Neno Warisman, I. Yudhi Soenarto, Indrajaya Piliang, dan lainnya. Tidak hanya itu, kelompok musik seperti Mawar Merah Putih Indonesia, Swara SeadaNya, D’Yello, dan Ahmad Munjid juga mempersembahkan musikalisasi puisi, bersama para mahasiswa UI.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Mahmud Subandriyo; Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Bondan Kanumoyoso; para akademisi, alumni, hingga komunitas sastra UI.

Lihat juga Video: “Bunga Penutup Abad” Sapa Kembali Pecinta Sastra & Teater