Fadli Zon Tekankan Historiografi Sumsel sebagai Poros Perdagangan Global

Posted on

Menteri Kebudayaan RI (Menbud) Fadli Zon secara daring menghadiri peluncuran buku ‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’ di Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatra Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli menyampaikan apresiasinya atas diluncurkannya buku ‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’. Menurut Fadli, buku tersebut merupakan karya penting yang dapat menjadi awal dari penelitian lanjutan mengenai temuan-temuan keramik di sepanjang Sungai Musi.

“Saya tentu sangat berbahagia, karena akhirnya BukuKeramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi ini akhirnya bisa diluncurkan, ini adalah satu buku yang dapat menjadi awal dari penelitian lebih lanjut terhadap keramik-keramik yang ada di sepanjang Sungai Musi. Bukan hanya terkait dengan keramik-keramik Cina, tetapi juga ada keramik-keramik dari negara lainnya, seperti Thailand dan Vietnam,” ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).

Lebih jauh, Fadli mengungkapkan Sungai Musi bukan sekadar sungai yang menunjukkan budaya dan peradaban lokal, melainkan merupakan sungai yang menjadi lalu lintas perdagangan global. Hal tersebut dibuktikan dari ragam koleksi bersejarah yang ditemukan di wilayah Sungai Musi.

“Buktinya bisa lihat dari temuan-temuan keramik dari berbagai dinasti, dari dinasti Han, dinasti Sung, dinasti Yuan, sampai dinasti Ming, Qing, dan juga pada era-era Republik. Temuan ini menurut saya menandakan bahwa pertukaran perdagangan sudah berlangsung selama berabad-abad, bahkan mungkin sudah ribuan tahun,” jelas Fadli.

Fadli turut menggarisbawahi upaya pengkajian lebih dalam untuk mengetahui seluk-beluk perdagangan Indonesia dengan China serta negara-negara Asia Tenggara lain. Kajian perdagangan Indonesia dapat mengungkap interaksi budaya sekaligus memperkaya khazanah tentang kehidupan maritim masa lalu.

“Ini juga menjadi satu bukti nyata bahwa Palembang memiliki peran penting dalam jaringan global. Sungai Musi adalah sungai yang sangat besar, dan berdasarkan penelitian, ternyata banyak sekali perdagangan di situ,” jelas Fadli.

‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’ merupakan buku yang melengkapi historiografi Sumatra Selatan, khususnya narasi besar tentang Sungai Musi.

Proses penulisan dan penelitian buku telah dilaksanakan mulai tahun 2015 hingga akhir 2023, di mana para penulis dan peneliti dengan cermat mengidentifikasi temuan-temuan arkeologis dan kemudian menarasikannya seperti apa yang ada dalam buku ini.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli menegaskan perlunya kerja sama lintas sektor antara pemerintah dengan sivitas akademika dan ahli budaya untuk menggali lebih banyak pengetahuan terkait sejarah Sungai Musi, sekaligus daerah-daerah lainnya.

“Mudah-mudahan kita bisa terus bekerja sama dengan kalangan perguruan tinggi, Universitas Sriwijaya, dengan seniman, budayawan, dan juga dengan komunitas-komunitas budaya yang ada di Sumatera Selatan,” kata Fadli.

Sementara itu, Rektor Unsri Taufiq Marwa menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan Kemenbud dalam peluncuran buku ‘Keramik Cina, Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’, serta pesan reflektif agar kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran dari sejarah bagi generasi sekarang.

“Mudah-mudahan buku ini akan memberi manfaat bagi kita bersama. Hal-hal yang terjadi dan tercatat di dalam sejarah bisa kita jadikan sebagai penyemangat, motivasi, sekaligus pembelajaran bagi kita di masa ini,” ungkap Taufiq.

Akademisi sekaligus penulis buku Pidia Amelia memaparkan isi dan linimasa ‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’. Menurut Amelia, penelitian tentang temuan keramik di Sungai Musi merupakan komitmen yang bersifat kontinu (berkelanjutan).

“Ada banyak tahapan dari identifikasi peninggalan keramik yang kami lakukan. Sampai sekarang pun, riset terkait dengan keramik-keramik Sungai Musi, termasuk koleksi di Rumah Kreatif Fadli Zon itu terus dikaji,” terang Amelia.

Hadir secara luring, Direktur Jenderal (Dirjen) Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenbud Restu Gunawan, turut mendorong para mahasiswa untuk terus melakukan pembelajaran dari berbagai bidang seperti sejarah, arkeologi, hingga tradisi yang tertuang dalam buku ‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’.

“Mudah-mudahan kehadiran buku yang ditulis Pak Menteri, Bu Amelia dan tim ini bisa mendorong teman-teman mahasiswa untuk bekerja lebih keras, membaca kembali tentang hubungan kita dengan negeri Tiongkok, dengan India, juga dengan Timur Tengah,” kata Restu.

Sebagai informasi, peluncuran buku ‘Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7-19 Masehi’ dihadiri Rektor Unsri Taufiq Marwa; Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Lokal Unsri Farida R Wargadalem; akademisi Pidia Amelia, dan juga peserta yang terdiri dari Civitas dan Akademisi Unsri, sejarawan, dan budayawan.

Hadir dari Kemenbud, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan; Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Kristanto Januardi.

Tonton juga video “Menbud soal Royalti Musik: Semua Pihak Harus Dapat Win-win Solution” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *