membebaskan sandera Amerika Serikat-yang ditawan di Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023. Hamas menyebut pembebasan sandera ini sebagai bagian dari upaya yang dilakukan oleh mediator untuk mencapai gencatan senjata.
“Brigade (Ezzedine) Al-Qassam baru saja membebaskan tentara Zionis dan warga negara Amerika Edan Alexander, setelah melakukan kontak dengan pemerintah AS, sebagai bagian dari upaya yang dilakukan oleh mediator untuk mencapai gencatan senjata,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/5/2025).
Kemudian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun angkat bicara mengenai pembebasan ini. Dia menyambut kembalinya sandera AS-Israel.
“Pemerintah Israel dengan hangat menyambut prajurit IDF (militer) Sersan Edan Alexander, yang telah dipulangkan dari tahanan Hamas,” kata pernyataan dari kantor perdana menteri.
Netanyahu menyebut Pemerintah Israel akan memulangkan seluruh sandera yang hilang. Dia menyebut pemulangan sandera itu baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia.
“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera dan orang hilang – baik yang masih hidup maupun yang telah gugur,” kata Netanyahu.
Seperti diketahui sebelumnya, Hamas mengatakan pihaknya akan membebaskan sandera berkewarganegaraan AS-Israel, Edan Alexander, yang ditawan di Gaza. Namun Israel menegaskan pembebasan tawanan tersebut tidak mengarah pada gencatan senjata di Gaza.
Dirangkum infocom, Senin (12/5), pernyataan Hamas tersebut disampaikan saat kelompok tersebut terlibat dalam perundingan gencatan senjata dengan Amerika Serikat.
“Tentara Israel Edan Alexander, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS, akan dibebaskan sebagai bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata dan pembukaan kembali jalur penyeberangan bantuan,” kata kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.
Sementara itu dilansir CNN, Hamas menyatakan akan membebaskan Alexander sebagai bagian dari langkah menuju gencatan senjata yang akan membuka penyeberangan ke Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah blokade Israel yang telah berlangsung lebih dari dua bulan.
“Gerakan ini menegaskan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif, dan melakukan upaya serius untuk mencapai kesepakatan akhir guna menghentikan perang, menukar tahanan dengan cara yang disepakati, dan mengelola Jalur Gaza oleh badan profesional yang independen,” kata Kepala tim negosiator Hamas,Khalil Al-Hayya dalam sebuah pernyataan.