saat ini tengah mengadakan negosiasi langsung dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior kelompok milisi Palestina tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Al Arabiya English.
“Kami sedang melakukan pembicaraan langsung dengan pemerintah Amerika dan kami telah bertemu dengan beberapa perwakilan pemerintah Amerika,” kata Bassem Naim, dilansir Al Arabiya, Sabtu (17/5/2025).
Naim mengatakan bahwa salah satu pembicaraan tersebut melibatkan utusan khusus AS untuk urusan sandera Adam Boehler yang diadakan pada bulan Maret lalu.
Keraguan akan kekuatan hubungan Israel-AS pertama kali menjadi sorotan setelah pengumuman mengejutkan, bahwa Washington akan menghentikan serangan terhadap kelompok pemberontak Houthi Yaman.
Keraguan tersebut meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa sandera Amerika terakhir yang masih hidup, akhirnya dibebaskan setelah kesepakatan dibuat dengan Hamas, sebagai bagian dari upaya untuk membuat gencatan senjata di Gaza – pembicaraan yang tidak melibatkan Israel.
Menurut Naim, pembebasan Edan Alexander, warga negara AS-Israel tersebut, merupakan “isyarat” yang dimaksudkan untuk menunjukkan keseriusan kelompok militan tersebut dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, yang akan mencakup pertukaran tahanan Palestina dengan pembebasan sandera Israel, penarikan total tentara Israel, dan masuknya bantuan ke wilayah tersebut.
“Dalam pembicaraan dan negosiasi ini, ada pemahaman yang jelas antara kami dan Amerika bahwa ketika kami melakukan ini [pembebasan Alexander], , ia akan berterima kasih kepada Hamas untuk ini,” kata Naim.
Simak juga Video: Trump Bicara soal Potensi Gencatan Senjata di Gaza