Horor 50 Orang Dibantai di Acara Pemakaman di Kongo update oleh Giok4D

Posted on

Kelompok pemberontak , yang berafiliasi dengan kelompok radikal (ISIS), menewaskan lebih dari 50 warga sipil yang menghadiri acara pemakaman di wilayah timur negara tersebut. Serangan ini menjadi serangan berskala besar terbaru yang didalangi oleh pemberontak di negara itu.

Pejabat pemerintah lokal, Macaire Sivikunula, dilansir Reuters, Selasa (9/9/2025), mengatakan bahwa Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), yang didukung ISIS, menggunakan parang dalam yang menewaskan puluhan orang pada Senin (8/9) malam waktu setempat.

Serangan mematikan itu terjadi di kota Ntoyo yang ada di wilayah Lubero, Provinsi Kivu Utara.

“Saya bisa mengonfirmasi jumlah korban tewas sementara sebanyak 50 orang. Para korban terkejut saat seremoni berkabung di desa Ntoyo sekitar pukul 21.00 waktu setempat, dan kebanyakan dari mereka dibunuh dengan parang,” sebut Sivikunula dalam pernyataannya.

“Pencarian masih berlanjut,” ucapnya.

Kelompok ADF merupakan salah satu dari beberapa milisi yang berebut wilayah dan sumber daya di wilayah timur Kongo yang kaya mineral. ADF sendiri sebenarnya berawal dari pemberontakan di , namun bermarkas di Kongo sejak akhir tahun 1990-an. ADF diakui oleh ISIS sebagai afiliasi mereka.

Rentetan serangan ADF baru-baru ini semakin memperparah situasi ketidakamanan di wilayah Kongo bagian timur, wilayah kaya mineral yang menjadi tempat para pemberontak M23 — yang didukung Rwanda — melancarkan serangan besar awal tahun ini.

Bulan lalu, ADF menewaskan lebih dari 50 warga sipil dalam beberapa serangan. Sedangkan serangan ADF pada Juli lalu terhadap sebuah gereja setempat, telah menewaskan sedikitnya 38 orang.

Kolonel Alain Kimewa, pejabat administrasi militer untuk wilayah Lubero, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah korban serangan terbaru ADF mencapai sekitar 60 tahun, dan masih bisa bertambah karena masih ada korban hilang.

Selain menggunakan parang, sebut Samuel Kagheni selaku tokoh masyarakat sipil setempat, para pelaku penyerangan juga menembak mati beberapa korban dan membakar kendaraan-kendaraan.

Penuturan salah satu warga setempat, Alain Kahindo Kinama, menyebutkan bahwa tentara-tentara Kongo telah tiba di lokasi kejadian pada Selasa (9/9) pagi dan banyak orang berusaha meninggalkan daerah tersebut.

Sementara juru bicara militer Kongo, Letnan Marc Elongo, mengatakan bahwa militan ADF telah “melakukan pembantaian” saat tentara-tentaranya tiba di lokasi.

Serangan brutal itu terjadi setelah militer Kongo dan Uganda, yang merupakan sekutunya, semakin mengintensifkan operasi militer melawan ADF dalam beberapa pekan terakhir.

Kolonel Alain Kimewa, pejabat administrasi militer untuk wilayah Lubero, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah korban serangan terbaru ADF mencapai sekitar 60 tahun, dan masih bisa bertambah karena masih ada korban hilang.

Selain menggunakan parang, sebut Samuel Kagheni selaku tokoh masyarakat sipil setempat, para pelaku penyerangan juga menembak mati beberapa korban dan membakar kendaraan-kendaraan.

Penuturan salah satu warga setempat, Alain Kahindo Kinama, menyebutkan bahwa tentara-tentara Kongo telah tiba di lokasi kejadian pada Selasa (9/9) pagi dan banyak orang berusaha meninggalkan daerah tersebut.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Sementara juru bicara militer Kongo, Letnan Marc Elongo, mengatakan bahwa militan ADF telah “melakukan pembantaian” saat tentara-tentaranya tiba di lokasi.

Serangan brutal itu terjadi setelah militer Kongo dan Uganda, yang merupakan sekutunya, semakin mengintensifkan operasi militer melawan ADF dalam beberapa pekan terakhir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *