Perdana Menteri Israel telah memerintahkan negosiasi segera untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa di Gaza. Hal itu diumukan usai dimulainya operasi merebut Kota Gaza.
“Saya datang untuk menyetujui rencana IDF (militer) untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas,” kata Netanyahu dilansir AFP, Jumat (22/8/2025).
“Pada saat yang sama, saya telah menginstruksikan untuk segera memulai negosiasi untuk pembebasan semua sandera kami dan mengakhiri perang dalam kondisi yang dapat diterima oleh Israel,” imbuhnya.
Kementerian Pertahanan Israel sendiri sudah mengerahkan sekitar 60.000 tentara cadangan untuk membantu merebut benteng pertahanan terakhir Hamas di Kota Gaza. Para mediator telah menunggu berhari-hari terkait gencatan senjata kedua pihak.
“Saya sangat menghargai komitmen tentara cadangan, dan tentu saja tentara reguler, untuk misi vital ini,” kata Netanyahu.
“Kedua hal ini -mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami- berjalan beriringan,” sambungnya.
Israel dan Hamas telah mengadakan perundingan tidak langsung selama hampir dua tahun konflik. Hal itu menghasilkan dua gencatan senjata singkat, di mana para sandera Israel dibebaskan dengan imbalan para tahanan Palestina.
Dari 251 orang yang disandera selama serangan Hamas pada Oktober 2023 di Israel Selatan yang memicu perang, 49 orang masih berada di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.