Militer akhirnya mengakui bahwa banyak yang menghadapi bahaya hingga luka-luka di area pusat distribusi bantuan kemanusiaan di . Tel Aviv mengatakan instruksi baru telah dikeluarkan untuk pasukan militer setelah apa yang mereka sebut sebagai “pelajaran yang dipetik”.
Sejak Israel mencabut blokade bantuan Gaza pada 19 Mei lalu, yang memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan terbatas untuk dilanjutkan, (PBB) melaporkan lebih dari 400 warga sipil Palestina tewas saat mencari bantuan.
Setelah sebelumnya enggan mengakui insiden di pusat distribusi bantuan, militer Israel akhirnya mengakui adanya bahaya dan insiden yang dihadapi warga sipil Gaza yang mencari . Meskipun Tel Aviv sejauh ini hanya mengakui korban luka, bukan korban tewas seperti yang dilaporkan PBB.
“Setelah insiden di mana warga sipil yang tiba di fasilitas distribusi dilaporkan terluka, pemeriksaan menyeluruh dilakukan di Komando Selatan dan instruksi dikeluarkan untuk pasukan di lapangan setelah pelajaran yang dipetik,” sebut militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Selasa (1/7/2025).
Dikatakan oleh militer Israel bahwa insiden-insiden di mana warga sipil Gaza mengalami luka-luka kini sedang ditinjau.
Militer Israel, dalam pernyataannya, tidak menyebut lebih lanjut soal penyebab atau pemicu insiden yang membuat warga sipil Gaza luka-luka.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) dan Menteri Pertahanan Israel Katz dengan tegas membantah laporan media Israel, yang menuding tentara-tentara Israel diperintahkan untuk menembaki warga Palestina yang mendekati lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Seorang pejabat senior PBB, yang enggan disebut namanya, mengatakan pada Minggu (29/6) bahwa mayoritas orang-orang yang tewas itu berusaha mencapai lokasi distribusi kemanusiaan yang dikelola oleh (GHF) yang didukung (AS) dan Israel.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
GHF mulai mendistribusikan paket makanan di Jalur Gaza sejak akhir Mei lalu, menggunakan metode penyaluran, yang menurut PBB, terindikasi tidak netral.
Namun banyak warga sipil Gaza menuturkan mereka harus berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai lokasi tersebut, yang berarti mereka harus mulai bepergian jauh sebelum fajar menyingsing jika ingin mendapatkan kesempatan untuk menerima paket makanan yang didistribusikan GHF.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Sekretaris Jenderal PBB, , mengatakan pada Jumat (27/6) lalu bahwa operasi penyaluran bantuan oleh GHF yang didukung AS di Jalur Gaza “pada dasarnya tidak aman”.
“Setiap operasi yang membuat warga sipil yang putus asa ke zona militer pada dasarnya tidak aman. Itu membunuh orang,” sebut Guterres.
Sementara juru bicara GHF, pada Jumat (27/6), mengatakan bahwa tidak ada korban tewas di dalam atau di dekat lokasi distribusi bantuan yang dikelola kelompoknya.