Israel Gencarkan Serangan ke Gaza, Jerman Setop Ekspor Senjata!

Posted on

Kanselir , , menjelaskan bahwa negaranya memutuskan untuk menghentikan sementara atau membatasi ekspor senjata ke guna merespons rencana Israel dalam memperluas operasi militer di wilayah .

“Kami tidak bisa mengirimkan senjata ke dalam konflik yang saat ini diupayakan secara eksklusif dengan cara-cara militer,” kata Merz dalam wawancara dengan televisi ARD, seperti dilansir Reuters, Senin (11/8/2025).

“Kami ingin membantu secara diplomatik, dan kami sedang melakukannya,” ucapnya dalam wawancara pada Minggu (10/8) waktu setempat.

Krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza dan rencana Israel untuk memperluas kendali militer atas wilayah tersebut telah mendorong Jerman, yang merupakan pemasok senjata terbesar kedua untuk Tel Aviv, mengambil langkah yang bersejarah ini.

Dalam wawancara dengan ARD, Merz mengatakan bahwa perluasan operasi militer Israel di wilayah Jalur Gaza dapat merenggut ratusan ribu nyawa dan akan mengharuskan evakuasi seluruh penduduk Gaza City, kota terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.

“Ke mana orang-orang ini akan pergi?” tanyanya. “Kita tidak bisa melakukan itu, kita tidak akan melakukan itu, dan saya tidak akan melakukan itu,” imbuh Merz.

Namun demikian, Merz dalam wawancara tersebut juga menegaskan bahwa prinsip-prinsip kebijakan Jerman terhadap Israel tetap tidak berubah.

“Jerman telah berdiri teguh di sisi Israel selama 80 tahun. Itu tidak akan berubah,” tegasnya.

Merz mengumumkan pada Jumat (8/8) lalu bahwa Jerman akan menghentikan ekspor peralatan militer ke Israel yang dapat digunakan dalam perang di Jalur Gaza. Penghentian itu, sebut Merz, akan berlangsung “hingga pemberitahuan lebih lanjut”.

Pengumuman ini menunjukkan pergeseran drastis bagi Jerman yang sebelumnya selalu menjadi sekutu Israel paling setia. Merz juga menyatakan “keprihatinan mendalam” atas penderitaan warga sipil Gaza, dan menyebut rencana militer terbaru Israel “semakin tidak jelas”.

Sebagai pemasok senjata terbesar kedua setelah (AS), Jerman sejak lama menjadi salah satu pendukung setia Israel, terutama karena rasa bersalah historis atas Holocaust Nazi — yang tercakup dalam kebijakan Berlin yang dikenal sebagai “Staatraison“.

Pada dasarnya “Staatraison“, yang merupakan istilah Jerman yang berarti “alasan negara”, adalah kebijakan luar negeri yang memprioritaskan kepentingan nasionalnya sendiri, seringkali di atas pertimbangan moral atau hukum internasional.

Dalam konteks kebijakan luar negeri Jerman terhadap Israel, hal ini menandakan komitmen Berlin terhadap keamanan dan kepentingan nasional Tel Aviv yang berlandaskan rasa tanggung jawab historis atas Holocaust di masa lalu.

Merz mengumumkan pada Jumat (8/8) lalu bahwa Jerman akan menghentikan ekspor peralatan militer ke Israel yang dapat digunakan dalam perang di Jalur Gaza. Penghentian itu, sebut Merz, akan berlangsung “hingga pemberitahuan lebih lanjut”.

Pengumuman ini menunjukkan pergeseran drastis bagi Jerman yang sebelumnya selalu menjadi sekutu Israel paling setia. Merz juga menyatakan “keprihatinan mendalam” atas penderitaan warga sipil Gaza, dan menyebut rencana militer terbaru Israel “semakin tidak jelas”.

Sebagai pemasok senjata terbesar kedua setelah (AS), Jerman sejak lama menjadi salah satu pendukung setia Israel, terutama karena rasa bersalah historis atas Holocaust Nazi — yang tercakup dalam kebijakan Berlin yang dikenal sebagai “Staatraison“.

Pada dasarnya “Staatraison“, yang merupakan istilah Jerman yang berarti “alasan negara”, adalah kebijakan luar negeri yang memprioritaskan kepentingan nasionalnya sendiri, seringkali di atas pertimbangan moral atau hukum internasional.

Dalam konteks kebijakan luar negeri Jerman terhadap Israel, hal ini menandakan komitmen Berlin terhadap keamanan dan kepentingan nasional Tel Aviv yang berlandaskan rasa tanggung jawab historis atas Holocaust di masa lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *