Israel Terus Gempur Gaza Jelang Sidang PBB, 60 Orang Tewas

Posted on

Militer terus melanjutkan serangan ke Kota Gaza dan Jalur Gaza pada Sabtu. Serangan itu membongkar terowongan bawah tanah dan struktur jebakan.

Dilansir Reuters, Minggu (21/9/2025), setidaknya 60 warga Palestina tewas dalam serangan itu, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Serangan itu terjadi ketika 10 negara, termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada, dijadwalkan untuk secara resmi mengakui negara Palestina merdeka pada hari Senin, menjelang pertemuan tahunan para pemimpin di Majelis Umum PBB minggu depan.

Diketahui, Israel mengintensifkan serangan militernya dengan menargetkan gedung tinggi di Kota Gaza dan serangan darat pada minggu ini. Pasukan Israel, yang menguasai pinggiran timur Kota Gaza, telah menggempur wilayah Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa dari mana mereka akan ditempatkan untuk maju ke bagian tengah dan barat kota.

Sebagian besar penduduk Kota Gaza berlindung di wilayah tersebut. Militer memperkirakan telah menghancurkan hingga 20 blok menara di Kota Gaza selama dua minggu terakhir. Mereka juga meyakini, menurut media Israel, bahwa lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan kota itu sejak awal September.

Sementara Kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, membantah hal ini. Hamas mengatakan hampir 300.000 orang telah meninggalkan kota dan sekitar 900.000 lainnya masih berada di sana, termasuk sandera Israel.

Di situs perpesanan Telegram, sayap militer Hamas sebelumnya merilis gambar montase para sandera Israel, yang memperingatkan bahwa nyawa mereka terancam akibat operasi militer Israel di Kota Gaza.

Hamas juga memperkirakan bahwa sejak 11 Agustus, militer Israel telah menghancurkan atau merusak lebih dari 1.800 bangunan tempat tinggal di Kota Gaza, dan menghancurkan lebih dari 13.000 tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.

Dalam hampir dua tahun pertempuran, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza. Serangan Israel tersebut juga menyebabkan kelaparan, menghancurkan sebagian besar bangunan, dan mengungsikan sebagian besar penduduk, dalam banyak kasus berulang kali.