Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan mengunjungi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Rejomulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, beberapa waktu lalu. Kunjungan ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan masukan kepada pemerintah.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Rachmat Kaimuddin menegaskan swasembada pangan merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, dibutuhkan infrastruktur pendukung seperti perbaikan jaringan irigasi, termasuk JIAT.
“Dari awal telah disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa yang diharapkan adalah swasembada pangan. Untuk mencapainya tentu dibutuhkan infrastruktur yang menunjang hal tersebut. Karena itu, kita pastikan pembangunan yang dilakukan benar-benar berdampak dan mampu menghasilkan panen yang lebih banyak,” ujar Rachmat dalam keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).
Rachmat mengungkapkan sumur JIAT di Desa Rejomulyo memiliki kedalaman 120 meter, panjang jaringan 1.500 meter, dengan 15 unit boks bagi. Total luas layanan meningkat dari 20 hektare menjadi 25 hektare. Penggerak pompa menggunakan mesin genset berdaya 35 KVA dan listrik PLN 23 KVA.
Pada kesempatan ini, Rachmat mengapresiasi para petani dan seluruh pihak yang berkontribusi menyukseskan program infrastruktur sumber daya air untuk mendukung swasembada pangan.
“Untuk menjadi padi, menjadi beras, tentu sangat bergantung pada kerja keras para petani. Selain air, bibit, dan pupuk, di dalamnya ada keringat Bapak/Ibu semua yang membuat kami semua bisa menikmati makan,” papar Rachmat.
Tuai Apresiasi Kepala Desa hingga Petani
Hadirnya sumur JIAT telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Kepala Desa Rejomulyo, Tushandoyo mengungkapkan sebelumnya para petani hanya mengandalkan air hujan. Namun kini, hasil panen telah meningkat signifikan.
“Sebelum ada JIAT, petani hanya mengharapkan hujan dari Allah SWT. Bila hujannya lebat, kami bisa menanam. Bila tidak, banyak kerugian. Setelah ada JIAT, kami sangat bersyukur bisa panen hingga tiga kali,” paparnya.
Senada, Ketua Gapoktan Desa Rejomulyo, Sariyun mengatakan sebelumnya petani hanya bisa panen sekali dalam setahun karena kekurangan air. Namun, saat ini peningkatan hasil panen berdampak langsung pada kenaikan pendapatan petani.
Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap program-program pemerintah, khususnya pembangunan JIAT.
“Dulunya sebelum ada sumur itu cuma satu kali. Setelah ada sumur JIAT pakai genset bisa dua kali. Sekarang menggunakan listrik karena operasionalnya sangat murah, bisa tiga kali,” jelasnya.
Sebagai informasi, dalam kunjungan tersebut, Rachmat turut didampingi oleh Plt. Asdep Infrastruktur SDA dan Pangan Velly Asvaliantina, Direktur Air Tanah dan Air Baku Kementerian PU Bastari, Kepala BBWS Mesuji Sekampung Elroy Koyari, serta turut dihadiri oleh unsur Forkopimda, GM PLN UID Lampung, Kepala Desa Rejomulyo, Kepala Desa Margakaya, Kepala Desa Mergodadi, dan Gapoktan Rejomulyo.
Dari Rejomulyo, Rachmat beserta rombongan melanjutkan kunjungan ke rehabilitasi saluran irigasi Way Tipo Kiri dan Kanan di Lampung Tengah, yang merupakan salah satu implementasi Inpres No. 2 Tahun 2025. Pembangunan infrastruktur irigasi ini menjadi upaya strategis dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Simak juga Video: Zulhas Ingatkan Target Swasembada Pangan di Sertijab Kepala Bapanas