Jemaah Haji Suami-Istri yang Terpisah Hotel Bakal Digabung, Begini Prosesnya

Posted on

(Kemenag) mengatakan jemaah haji pasangan, seperti suami-istri hingga lansia dengan pendamping, bakal digabung sehotel usai terpisah di Makkah karena beda perusahaan layanan atau syarikah. Kemenag menjelaskan proses penggabungan hotel tersebut.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis Hanafi, mengatakan awalnya jemaah haji Indonesia diberangkatkan dengan sistem kelompok terbang (kloter) dari Indonesia. Jemaah juga diinapkan bersama anggota kloter yang sama selama di Madinah.

Persoalan mulai muncul saat jemaah haji harus bergerak dari Madinah ke Makkah berdasarkan syarikah. Diketahui, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mewajibkan jemaah diberangkatkan atau diinapkan sesuai syarikah.

Sementara, ada jemaah dalam satu kloter yang dilayani oleh syarikah berbeda dengan anggota kloternya. Kondisi itu menyebabkan ada jemaah dari satu kloter, termasuk pasangan suami-istri, lansia dengan pendamping ataupun disabilitas dengan pendamping, harus terpisah ketika menuju Makkah.

Pemisahan ini juga terjadi di hotel yang berada di Makkah. Muchlis mengungkap sistem pelayanan haji tahun ini berada dalam proses transisi dari sistem layanan berbasis zonasi atau wilayah menjadi layanan berbasis syarikah.

“Izinkan saya menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan yang dialami sebagian jemaah khususnya mereka yang saat diberangkatkan dari Madinah ke Makkah dan dari Jeddah ke Makkah kemudian tiba di Makkah harus terpisah antara pasangan suami istri, anak dengan orang tua, maupun pendamping dengan lansia dan penyandang disabilitas. Kami sangat memahami bahwa situasi ini tidak lah mudah,” ujar Muchlis di Makkah, Minggu (18/5/2025).

Setelah koordinasi intensif dari Kemenag dan atas pertimbangan kemanusiaan, pihak syarikah serta Kementerian Haji dan Umrah Saudi setuju jemaah haji pasangan diinapkan sehotel meski beda syarikah. Muchlis berterima kasih kepada otoritas Saudi atas kemudahan yang diberikan kepada jemaah haji RI.

“Kami ingin menyampaikan kabar baik, hasil komunikasi intensif dan koordinasi yang terus menerus dilakukan antara seluruh pihak terutama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi para syarikah penyedia layanan yang menjadi mitra Kementerian Agama tahun ini kami sampai pada satu kesimpulan bahwa pasangan jemaah yang terpisah dapat digabungkan kembali dalam hotel yang sama meskipun berasal dari syarikah yang berbeda,” ujar Muchlis.

Dia menyebut keputusan ini merupakan bentuk kepedulian semua pihak atas kenyamanan dan keamanan jemaah haji. Muchlis pun menjelaskan proses penggabungan jemaah pasangan yang terpisah berdasarkan aturan teknis dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Pertama, ketua kloter diminta mendata jemaah yang terpisah dari pasangan atau anggota keluarga yang menjadi pendamping. Ketua kloter diminta menyerahkan data jemaah terpisah beserta informasi syarikah masing-masing ke pihak sektor.

“Kedua, data tersebut segera disampaikan ke sektor untuk diproses oleh tim Daker Makkah dalam waktu maksimal 1×24 jam setelah jemaah tiba di Makkah. Ketiga, bagi jemaah yang sudah berada bersama pasangannya karena sebelum terbit edaran itu sudah terjadi penggabungan secara alamiah, bagi jemaah yang sudah bersama pasangannya namun belum melapor secara resmi kami minta untuk melapor kepada ketua kloternya,” ujarnya.

Dia mengatakan pendataan tersebut sangat penting untuk mempermudah pergerakan jemaah haji ke Arafah menjelang wukuf. Dia mengatakan seluruh layanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina dikelola oleh syarikah.

“Terakhir, kami sudah minta Kadaker Makkah dan jajarannya, seluruh sektor, agar menunjuk penanggung jawab khusus yang menangani proses penggabungan ini secara terfokus di setiap wilayah layanannya,” ujarnya.

Muchlis mengatakan jemaah yang mengalami penggabungan akan mendapat pembaruan pada kartu Nusuknya. Muchlis pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Arab Saudi serta syarikah.

“Kita patut memberikan apresiasi kepada pemerintah Arab Saudi yang telah memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap keamanan, kenyamanan dan keselamatan jemaah haji, para tamu Allah, lebih-lebih dari Indonesia,” ujar Muchlis.

Dia menyebut ada 2.500 orang jemaah yang berpotensi terpisah hotel dengan pasangannya karena beda syarikah. Kini, para jemaah tersebut tak perlu lagi khawatir karena akan penginapannya akan disatukan selama di Makkah. Dia berharap seluruh pihak mendoakan dan mendukung kelancaran layanan bagi jemaah haji.

Simak juga video “393 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Aceh Berangkat ke Tanah Suci” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *