Kapolda Riau melakukan patroli sekaligus meninjau kawasan konservasi di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kabupaten Kampar. Irjen Herry Heryawan juga membawa pakan untuk gajah di kawasan konservasi tersebut.
Irjen Pol Herry Heryawan mengatakan bahwa jajarannya terus memperkuat sinergi penegakan hukum terhadap perambah hutan yang sejalan dengan program Green Policing yang terus ia gaungkan. Terutama dalam menghadapi praktik perambahan hutan, perburuan satwa, dan aktivitas ilegal lainnya di kawasan konservasi.
“Patroli ini bagian dari koordinasi dan penguatan di bidang kehutanan dengan BKSDA dan instansi terkait lainnya,” ujar Irjen Herry, Kamis (6/11/2025).
Pada kesempatan itu, Kapolda yang didampingi Kepala BBKSDA Riau Supartono, personel Bhabinkamtibmas, serta petugas konservasi gajah. Di sana, jenderal bintang dua yang akrab disapa Herimen ini sempat berinteraksi dengan seekor anak gajah bernama Dona, yang merupakan anak dari induk betina Ngatini dan gajah jantan Robin.
Irjen Herry memberi gajah usia 1 tahun itu pakan tebu segar hingga nenas. Herry Heryawan membawa beberapa karung pakan untuk keluarga gajah di kawasan konservasi TWA itu.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Supartono mengatakan kehadiran Kapolda di TWA Buluh Cina ini bertepatan dengan.
“Kebetulan Pak Kapolda sedang patroli. Beliau mampir untuk melihat potensi wisata Taman Wisata Alam Buluh Cina, sekaligus berinteraksi dengan tiga gajah jinak kami. Beliau sangat senang melihat kondisi gajah di sini,” kata Supartono.
Supartono mengatakan BKSDA dan kepolisian terus bersinergi, tak hanya dalam bentuk patroli tetapi juga pengawasan kawasan konservasi.
Ia mengakui bahwa masih ada ancaman perambahan dan aktivitas ilegal di sekitar wilayah TWA.
Ia menyampaikan, patroli berkala disebut penting untuk memastikan kawasan konservasi tetap terjaga, termasuk keberadaan satwa liar seperti gajah Sumatera.
“Setiap kawasan pasti ada gangguan. Di ujung kawasan ini juga ada bagian yang sudah dibuka menjadi kebun sawit. Itu dulunya lahan masyarakat yang kemudian diserahkan kepada pemerintah,” ungkapnya.
TWA Buluh Cina dikenal sebagai kawasan eko-eduwisata, tempat pelestarian alam, edukasi satwa, dan lokasi penelitian gajah Sumatera. Kawasan ini menjadi salah satu pusat konservasi untuk mengenalkan pentingnya menjaga populasi gajah di Riau.
Menurutnya, TWA Buluh Cina akan dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata alam unggulan di Riau. Selain wisata edukasi gajah, BBKSDA juga menyiapkan konsep wisata peluk pohon (tree hugging), yang kini banyak diminati sebagai bentuk relaksasi dan pendekatan kembali dengan alam.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
