Kemensos: Sekolah Rakyat Solusi Masalah Anak Putus Sekolah karena Ekonomi

Posted on

Pemerintah menegaskan komitmennya melanjutkan program strategis berasrama. Program ini merupakan upaya memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Sekjen Kemensos Robben Rico menegaskan program yang dicanangkan Presiden Prabowo ini lahir dari kesadaran atas lambatnya penurunan angka kemiskinan dan tingginya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS). Program ini diharapkan menjadi solusi bagi persoalan anak putus sekolah karena ekonomi.

“Sebagian besar putus sekolah karena alasan ekonomi. Program Sekolah Rakyat diharapkan menjawab persoalan tersebut melalui pendidikan gratis berasrama yang komprehensif,” kata Robben dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).

Fase awal program, yakni Sekolah Rakyat Rintisan, telah dimulai pada tahun ajaran 2025/2026 dengan memanfaatkan fasilitas negara yang direnovasi. Pemerintah menargetkan pembangunan gedung khusus mulai 2026 dan memperluas jangkauan hingga 2029.

Saat ini, sudah terdapat 165 sekolah rintisan yang beroperasi di seluruh Indonesia.

Analis Madya Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Roni Parasian menjelaskan program ini memanfaatkan dan mengoptimalkan anggaran lintas kementerian. Ia memastikan Sekolah Rakyat tidak membebani APBN.

“Pemerintah mampu mengombinasikan berbagai program yang ada, sehingga Sekolah Rakyat tidak akan membebani APBN. Semua program Presiden tetap berjalan beriringan,” ujarnya.

Sejumlah pihak mengapresiasi gagasan Sekolah Rakyat berkonsep asrama ini. Salah satunya, Pengamat Pendidikan Ina Liem. Ia menilai konsep tersebut merupakan langkah inovatif untuk melindungi anak dari eksploitasi dan kekerasan.

“Sekolah reguler tidak cukup. Anak-anak ini perlu lingkungan aman dan terproteksi 24 jam agar bisa fokus belajar,” ujarnya.

Kepala SMA Rakyat 10 Jakarta Ratu Mulyanengsih turut mengapresiasi program ini. Ia menyebut sekolah rakyat hadir sebagai ruang aman bagi remaja dari latar belakang rentan.

“Banyak siswa kami korban kekerasan dan berasal dari lingkungan keras. Sekolah ini hadir untuk memutus rantai kemiskinan dan kekerasan,” ujarnya.

sebelumya mengatakan bahwa sekolah rakyat kini mulai beroperasi dengan memprioritaskan anak-anak dari keluarga miskin atau yang berada di desil 1 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Ke depan, ia menargetkan sekolah rakyat diperluas bagi anak dari keluarga desil 2 hingga 5.

“Tapi saya sedang juga merencanakan untuk desil 2, 3, 4, dan 5,” kata Prabowo setelah meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2025).

Prabowo menegaskan semua anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan dengan fasilitas yang baik. Ia tak ingin ada anak yang tidak bersekolah karena kendala biaya.

“Nah, ini sedang kita rencanakan supaya semua anak-anak kita harus mengalami pendidikan dengan fasilitas yang bagus. Kita tidak boleh ketinggalan dengan bangsa lain, itu cita-cita kita,” ujarnya.

“Insyaallah kita akan sampai ke situ. Tapi alhamdulillah sekolah rakyat jadi anak-anak yang putus sekolah bisa sekolah. Anak-anak yang tadinya mungkin merasa rendah diri karena orang tuanya sangat susah hidupnya kita tarik keluar, kita beri lingkungan yang sebaik-baiknya supaya dia percaya diri dan dia dapat pendidikan yang terbaik, yang bisa kita berikan,” lanjut Prabowo.