Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan makna perjuangan kemerdekaan di era sekarang bukan lagi di medan pertempuran, melainkan di medan pembangunan. Tony mengingatkan semangat para pahlawan harus terus hidup, meski wujud perjuangan kini berbeda.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Lebih dari 80 tahun yang lalu, para pahlawan kita dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan. Mereka mengorbankan keringat, darah, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan mulia, Indonesia Merdeka,” ujar Tony saat menyampaikan amanat upacara peringatan HUT ke-80 RI yang digelar di Lapangan Sepak Bola Tembagapura, Minggu (17/8/2025)
Tony mengatakan para pahlawan di masa itu berasal dari berbagai macam suku, agama, dan latar belakang. Namun bersatu dalam satu tekad untuk meraih kemerdekaan.
Ia pun menyebut keluarga besar Freeport Indonesia adalah potret keberagaman bangsa. Karyawan berasal dari berbagai daerah, agama, dan latar belakang, namun bersatu dengan satu tujuan, yakni bekerja keras dan berkontribusi bagi bangsa.
“Begitu juga dengan keluarga besar Freeport Indonesia. Berbagai macam suku dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, ada di rumah kita di Tembaga Pura ini. Namun kita memiliki tekad yang berbeda, yaitu mengisi kemerdekaan bukan di medan perang, tapi di medan pembangunan,” ujar Tony.
“Singsingkan lengan bajumu, mari kita bekerja bersama mengelola tambang bawah tanah terbesar di dunia ini secara selamat dan berkelanjutan. Pertambangan tembaga hulu hilir terintegrasi Freeport Indonesia dari tanah Papua untuk Indonesia Maju,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Tony juga memaparkan sumbangsih nyata Freeport Indonesia bagi ekonomi nasional. Pada 2024, PTFI memberikan kontribusi langsung kepada negara sebesar Rp 80 triliun, mencakup pajak, royalti, bagi hasil, dividen, hingga pembayaran lainnya. Dari jumlah itu, Rp 11 triliun langsung diterima oleh daerah, terutama Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua Tengah.
Selain itu, PTFI menggelontorkan Rp 2 triliun untuk program investasi sosial bagi masyarakat sekitar tambang. Sejak 2019, dividen yang dibayarkan kepada pemerintah melalui MIND ID mencapai 4,1 miliar dolar AS, jumlah yang bahkan sudah lebih besar dari biaya akuisisi saham PTFI oleh pemerintah.
Dalam pidatonya, Tony juga menyinggung capaian penting Freeport Indonesia di bidang hilirisasi. Smelter single line tembaga terbesar di dunia di Gresik telah resmi beroperasi, termasuk pabrik pemurnian logam mulia yang sudah memproduksi 11,5 ton emas hingga Juli 2025. Freeport Indonesia juga menargetkan produksi 800 ribu ton katoda tembaga per tahun, cukup untuk mendukung pembuatan 8 juta kendaraan listrik.
Selain prestasi produksi, Freeport Indonesia juga mengukir pencapaian sosial dan pendidikan. Beasiswa Freeport telah melahirkan tokoh-tokoh lokal, termasuk gubernur dan wakil bupati di Papua. Tony menutup amanatnya dengan ajakan untuk terus bekerja keras, menjaga keselamatan, dan berkontribusi secara nyata bagi bangsa.
Upacara peringatan HUT RI ke-80 di Tembagapura ini diikuti ribuan peserta, termasuk karyawan, keluarga, serta tamu undangan, dan disiarkan serentak dari enam lokasi operasi PTFI di Papua dan Jawa.