Kolonel militer resmi dilantik sebagai Presiden pada Jumat (17/10) waktu setempat, hanya beberapa hari setelah perebutan kekuasaan oleh militer yang memaksa mantan Presiden melarikan diri ke luar negeri.
Randrianirina, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025), merupakan pemimpin unit militer CAPSAT yang memberontak dan bergabung dengan demonstran antipemerintah pada akhir pekan lalu.
Saat pelantikan pada Jumat (17/10), menurut laporan jurnalis AFP yang hadir di lokasi, Randrianirina membaca sumpah jabatan presiden dalam seremoni yang digelar di pengadilan tinggi negara tersebut di ibu kota Antananarivo.
“Hari ini menandai titik balik bersejarah bagi negara kita. Dengan semangat rakyat yang membara, didorong oleh keinginan untuk perubahan dan cinta yang mendalam terhadap tanah air, kita dengan gembira membuka babak baru dalam kehidupan bangsa kita,” kata Randrianirina dalam pidato pelantikannya.
Seremoni pelantikan yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Madagaskar itu dihadiri oleh para perwira militer, para politisi, perwakilan gerakan protes yang dipimpin kaum muda Gen Z, dan sejumlah delegasi asing, termasuk dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia, dan Prancis.
“Kita akan bekerja sama dengan semua kekuatan pendorong bangsa untuk merancang konstitusi yang baik… dan menyepakati undang-undang pemilu baru untuk penyelenggaraan pemilu dan referendum,” ujar Randrianirina, sembari berterima kasih kepada kaum muda yang mempelopori protes yang menggulingkan Rajoelina.
“Kita berkomitmen untuk melepaskan diri dari masa lalu,” ucapnya. “Misi utama kita adalah mereformasi sistem pemerintahan, sosial ekonomi, dan politik negara secara menyeluruh,” tegas Randrianirina.
Madagaskar terjerumus ke dalam pergolakan politik terburuknya dalam beberapa tahun setelah unit militer elite CAPSAT yang dipimpin oleh Randrianirina mengambil alih kekuasaan, beberapa saat setelah parlemen secara bulat mendukung pemakzulan Rajoelina pada Selasa (14/10) waktu setempat.
Sosok Randrianirina sendiri telah sejak lama menjadi pengkritik pemerintahan Rajoelina. Dia pernah dipenjara selama beberapa bulan pada tahun 2023 lalu karena merencanakan kudeta.
Setelah mengambil alih kekuasaan, Randrianirina mengatakan transisi ke kepemimpinan sipil akan memakan waktu kurang dari dua tahun, dan mencakup restrukturisasi lembaga-lembaga besar. Dia juga membantah bahwa apa yang dilakukan unit militernya merupakan “kudeta”.
“Ini bukan kudeta, ini adalah kasus pengambilan tanggung jawab karena negara ini berada di ambang kehancuran,” kata Randrianirina dalam pernyataan via televisi setempat pada Rabu (15/10) waktu setempat.
Sosok Randrianirina sendiri telah sejak lama menjadi pengkritik pemerintahan Rajoelina. Dia pernah dipenjara selama beberapa bulan pada tahun 2023 lalu karena merencanakan kudeta.
Setelah mengambil alih kekuasaan, Randrianirina mengatakan transisi ke kepemimpinan sipil akan memakan waktu kurang dari dua tahun, dan mencakup restrukturisasi lembaga-lembaga besar. Dia juga membantah bahwa apa yang dilakukan unit militernya merupakan “kudeta”.
“Ini bukan kudeta, ini adalah kasus pengambilan tanggung jawab karena negara ini berada di ambang kehancuran,” kata Randrianirina dalam pernyataan via televisi setempat pada Rabu (15/10) waktu setempat.