juragan sawit di Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, akhirnya terkuak. Suyono ternyata dibunuh oleh dua orang pegawainya yang sakit hati.
Kapolres Inhu AKBP Fahrian Siregar menjelaskan kasus ini terungkap setelah pihaknya menerima laporan orang hilang. Anak korban bernama Dwi (16) yang tinggal di Kota Pekanbaru menyampaikan bahwa ayahnya tidak bisa dihubungi sejak tanggal 9 mei 2025.
Dwi juga sempat mendatangi lahan sawit milik ayahnya di Inhu pada tanggal 16 Mei 2025, namun korban tak ditemukan. Dwi kemudian mendapati sejumlah barang berharga milik ayahnya, seperti motor dan ponsel, hilang dari pondok tempat ayahnya tinggal.
“Anak korban melaporkan bahwa ayahnya menghilang dan tidak dapat dihubungi sejak tanggal 9 Mei,” kata Fahrian, dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
Tim Reskrim Polsek Peranap yang menerima laporan tersebut kemudian melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan tersebut mengarah kepada dua tersangka.
“Tim Reskrim Polsek Peranap langsung bergerak setelah menerima laporan. Penyelidikan mengarah pada dua pelaku: AS (26) dan VV (24), yang diketahui merupakan pekerja korban,” ujar Fahrian.
Tersangka Ari ditangkap di sebuah loket travel di Kota Pekanbaru, Riau. Dia saat itu hendak melarikan diri dan .
“Satu tersangka AS terpaksa kami lumpuhkan di bagian kakinya karena melawan saat hendak dilakukan penangkapan,” imbuhnya.
Polisi kemudian menginterogasi tersangka Ari. Dia mengakui melakukan pembunuhan itu bersama rekannya, Viris.
“Yang satu kami amankan di ladang orang tuanya di Inhu,” ucapnya.
Berdasarkan pengakuan keduanya, korban dibunuh pada tanggal 10 Mei 2025. Setelah melakukan pembunuhan itu, jasad korban dibuang ke Sungai Indragiri.
“Korban dibunuh dengan menggunakan kayu balok. Setelah itu jasad korban dibungkus karung pupuk dan dibuang ke Sungai Indragiri,” ujarnya.
Kedua pelaku saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan polisi. Mereka mengaku membunuh korban karena sakit hati.
“Alasannya sakit hati karena sering dimarahi,” imbuhnya.
Meski begitu, polisi masih terus mendalami keterangan kedua tersangka. Pasalnya, kedua pelaku juga menguasai harta korban usai membunuh dan .
“Kami masih akan dalami terkait motifnya. Karena kalau sakit hati, kenapa sampai motor, ponsel korban juga diambil, berarti ada motif ekonomi juga,” imbuhnya.
Hingga saat ini jasad korban tidak dapat ditemukan. Pencarian dihentikan hari ini, mengingat korban sudah 20 hari di air.
“Karena sudah 20 hari, kemungkinan jasadnya juga sudah rusak, sehingga pencarian dihentikan dan keluarga menerima,” pungkasnya.