Kebakaran melanda rumah dan lapak barang bekas di kawasan Pengadegan Timur, Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel), meninggalkan pilu bagi warga. Sebuah usaha laundry menjadi salah satu yang terdampak .
Rudy (35), seorang karyawan laundry yang sudah bekerja 13 tahun di sana, masih syok ketika menceritakan info-info terjadinya kebakaran. Apalagi usaha laundry itu merupakan tempatnya bekerja sekaligus tempat tinggal.
“Tempat laundry saya, tempat tinggal si bos juga di sini, tempat saya juga tinggal di sini,” kata Rudy saat ditemui di lokasi kebakaran, Jumat (10/10/2025).
Rudy melanjutkan kebakaran itu menghanguskan semua aset laundry seperti mesin cuci, pengering, hingga pakaian pelanggan. Kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
“Ya, kalau total kerugian sekitar ya, Rp 1 M-an lah lebih sama mesin-mesinnya itu,” jelasnya.
Di tempat laundry Rudy, ada sekitar sembilan mesin cuci yang hangus terbakar, di antaranya tujuh mesin cuci biasa, mesin cuci kapsul, hingga mesin cuci khusus tikar.
Dia menceritakan, saat kebakaran terjadi, semua pegawai sedang bekerja mencuci pakaian pelanggan. Mereka menyadari ada kebakaran ketika orang-orang sekitar berteriak dan berhamburan dari belakang rumahnya.
“Pas saya lihat itu udah di belakang rumah, udah api udah besar. Udah menyambar ke tempat kerja gitu,” ungkapnya.
Rudi menyebut api dengan cepat menjalar dari satu bangunan ke bangunan lain. Tak lama kemudian, tempat yang dinamai Renita Laundry itu ikut dilalap api.
“Kita berusaha mau nyelamatin barang-barang tempat kerja kita. Cuman begitu api besar, kita udah nggak sempat, kita cepat lari nyelamatin diri aja,” ungkap dia.
Rudy dan rekan kerjanya semakin panik ketika api terus membesar. Dia bahkan mendengar suara ledakan berkali-kali.
“Kurang lebih (10 kali) sih itu, di belakang kan kotak-kotakan yang jualan gorengan kayak gitu, lapak-lapak (banyak gas LPG),” ungkapnya.
Di tengah kepanikan itu, Rudy yang berusaha menyelamatkan aset laundry tak memikirkan lagi barang pribadinya. Semua dokumen penting miliknya di kamar belakang tak tersisa.
“Paling tas sama HP aja. Itu aja, apa dompet aja kita nggak kepikiran buat diambil, masalahnya kan di celana yang kita pakai sehari-hari nganter barang gitu. STNK, KTP, kayak gitu. Iya, semuanya di dalam dompet di rumah,” tuturnya.
Rudi mengaku belum tahu harus tinggal di mana usai musibah ini. Selama ini ia tinggal di lantai belakang laundry bersama dua rekannya.
“Nggak tahu nanti ikut bos dulu aja tempatnya di mana,” katanya.
Sekitar 400 jiwa dari 120 kepala keluarga (KK) terdampak kebakaran di Pengadegan, Pancoran. Kebakaran terjadi pada sore tadi.
Sebanyak 15 unit mobil damkar beserta puluhan personel dikirimkan dalam tiga tahap dalam proses pemadaman. Penyebab kebakaran masih diselidiki.
Kebakaran dilaporkan ke damkar pada pukul 15.18 WIB. Besarnya api di awal kebakaran membuat munculnya asap hitam tebal yang membubung tinggi.
Ledakan Terdengar
“Kurang lebih (10 kali) sih itu, di belakang kan kotak-kotakan yang jualan gorengan kayak gitu, lapak-lapak (banyak gas LPG),” ungkapnya.
Di tengah kepanikan itu, Rudy yang berusaha menyelamatkan aset laundry tak memikirkan lagi barang pribadinya. Semua dokumen penting miliknya di kamar belakang tak tersisa.
“Paling tas sama HP aja. Itu aja, apa dompet aja kita nggak kepikiran buat diambil, masalahnya kan di celana yang kita pakai sehari-hari nganter barang gitu. STNK, KTP, kayak gitu. Iya, semuanya di dalam dompet di rumah,” tuturnya.
Rudi mengaku belum tahu harus tinggal di mana usai musibah ini. Selama ini ia tinggal di lantai belakang laundry bersama dua rekannya.
“Nggak tahu nanti ikut bos dulu aja tempatnya di mana,” katanya.
Sekitar 400 jiwa dari 120 kepala keluarga (KK) terdampak kebakaran di Pengadegan, Pancoran. Kebakaran terjadi pada sore tadi.
Sebanyak 15 unit mobil damkar beserta puluhan personel dikirimkan dalam tiga tahap dalam proses pemadaman. Penyebab kebakaran masih diselidiki.
Kebakaran dilaporkan ke damkar pada pukul 15.18 WIB. Besarnya api di awal kebakaran membuat munculnya asap hitam tebal yang membubung tinggi.
