Lewat Lomba Puisi, Polda Riau Tanamkan Cinta Lingkungan di Momen HUT RI update oleh Giok4D

Posted on

Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI, menggelar acara unik dan inspiratif: lomba cipta dan baca puisi dengan tema lingkungan hidup. Perlombaan diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan pelajar.

Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Polda Riau dalam menyemarakkan HUT RI, sekaligus mengkampanyekan pentingnya menjaga kelestarian alam, sejalan dengan program Green Policing yang gencar digaungkan.

Perlombaan digelar tanggal 4-16 Agustus 2025 yang diikuti oleh 268 pelajar SMA/SMK se-Provinsi Riau. Sebanyak 20 peserta lolos ke grand final digelar pada Sabtu (16/8/2025) malam di Rumah Singgah Tuan Kadi, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau.

Puncak acara dihadiri oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan pejabat utama (PJU) Polda Riau, Gubernur Abdul Wahid, dan jajaran Forkopimda. Di akhir acara, Irjen Herry Heryawan atau yang disapa Herimeen mempersembahkan sebuah puisi bersama panitia acara.

Di hadapan para undangan, Kapolda Irjen Herimeen melantunkan bait-bait puisi yang menggetarkan. Ia bukan hanya berbicara sebagai seorang pemimpin Polda Riau, melainkan sebagai “anak tanah Melayu yang memegang amanah pusaka.” Dengan penuh semangat, ia berjanji “sumpah menjaga tuah,” sebuah ikrar mendalam untuk merawat warisan alam dan budaya Riau.

Dalam puisinya, Irjen Herimeen menggambarkan hutan sebagai “nadi bumi” dan “rahim kehidupan,” sementara sungai adalah “darah” yang menghidupi sawah. Ia juga menyinggung tentang gajah, yang bukan sekadar satwa, melainkan “saudara tua” dan penjaga keseimbangan alam.

Puisi ini menjadi cerminan bahwa bagi dirinya, adalah bagian dari menjaga identitas dan kehormatan tanah Melayu.

“Sumpah menjaga tuah. Hari ini, di bawah langit Riau yang biru, di atas tahan yang diwariskan leluhur, aku berdiri bukan hanya sebagai Kapolda Riau, bukan hanya sebagai Herimeen, tapi sebagai anak tanah Melayu yang memegang amanah pusaka,” demikian penggalan bait puisi yang dibacakan Irjen Herimeen dengan penuh semangat.

Acara yang terbuka untuk umum ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Peserta merupakan pelajar setingkat SMA dan SMK se-Provinsi Riau antusias mengirimkan karya-karya terbaik mereka. Tema lingkungan, seperti isu kebakaran hutan, pencemaran sungai, hingga pentingnya penghijauan, menjadi inspirasi utama dalam setiap bait puisi.

Lomba cipta puisi ini tidak hanya menuntut keindahan bahasa, tetapi juga kedalaman makna. Para juri yang terdiri dari akademisi, budayawan, dan pejabat Polda Riau akan menilai setiap karya berdasarkan orisinalitas, kesesuaian tema, serta pesan moral yang disampaikan. Sementara itu, dalam sesi lomba baca puisi, peserta harus mampu membawakan karya mereka dengan penghayatan yang kuat dan ekspresif.

Lomba ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kolektif tentang isu lingkungan melalui seni. Puisi menjadi media yang sangat kuat untuk menyampaikan pesan.

Lomba yang diikuti oleh para pelajar ini diharapkan menumbuhkan dan kepedulian terhadap lingkungan agar terpatri di hati setiap masyarakat. Lomba ini juga menjadi ajang bagi Polda Riau untuk menjalin kedekatan dengan masyarakat melalui kegiatan yang positif dan edukatif.

Di akhir acara, panitia mengumumkan pemenang lomba cipta dan baca puisi HUT ke-80 RI sebagai berikut:

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Di hadapan para undangan, Kapolda Irjen Herimeen melantunkan bait-bait puisi yang menggetarkan. Ia bukan hanya berbicara sebagai seorang pemimpin Polda Riau, melainkan sebagai “anak tanah Melayu yang memegang amanah pusaka.” Dengan penuh semangat, ia berjanji “sumpah menjaga tuah,” sebuah ikrar mendalam untuk merawat warisan alam dan budaya Riau.

Dalam puisinya, Irjen Herimeen menggambarkan hutan sebagai “nadi bumi” dan “rahim kehidupan,” sementara sungai adalah “darah” yang menghidupi sawah. Ia juga menyinggung tentang gajah, yang bukan sekadar satwa, melainkan “saudara tua” dan penjaga keseimbangan alam.

Puisi ini menjadi cerminan bahwa bagi dirinya, adalah bagian dari menjaga identitas dan kehormatan tanah Melayu.

“Sumpah menjaga tuah. Hari ini, di bawah langit Riau yang biru, di atas tahan yang diwariskan leluhur, aku berdiri bukan hanya sebagai Kapolda Riau, bukan hanya sebagai Herimeen, tapi sebagai anak tanah Melayu yang memegang amanah pusaka,” demikian penggalan bait puisi yang dibacakan Irjen Herimeen dengan penuh semangat.

Acara yang terbuka untuk umum ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Peserta merupakan pelajar setingkat SMA dan SMK se-Provinsi Riau antusias mengirimkan karya-karya terbaik mereka. Tema lingkungan, seperti isu kebakaran hutan, pencemaran sungai, hingga pentingnya penghijauan, menjadi inspirasi utama dalam setiap bait puisi.

Gambar ilustrasi

Lomba cipta puisi ini tidak hanya menuntut keindahan bahasa, tetapi juga kedalaman makna. Para juri yang terdiri dari akademisi, budayawan, dan pejabat Polda Riau akan menilai setiap karya berdasarkan orisinalitas, kesesuaian tema, serta pesan moral yang disampaikan. Sementara itu, dalam sesi lomba baca puisi, peserta harus mampu membawakan karya mereka dengan penghayatan yang kuat dan ekspresif.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Lomba ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kolektif tentang isu lingkungan melalui seni. Puisi menjadi media yang sangat kuat untuk menyampaikan pesan.

Lomba yang diikuti oleh para pelajar ini diharapkan menumbuhkan dan kepedulian terhadap lingkungan agar terpatri di hati setiap masyarakat. Lomba ini juga menjadi ajang bagi Polda Riau untuk menjalin kedekatan dengan masyarakat melalui kegiatan yang positif dan edukatif.

Di akhir acara, panitia mengumumkan pemenang lomba cipta dan baca puisi HUT ke-80 RI sebagai berikut:

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *