Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polda Riau menggelar Bakti Religi dan Peduli Lingkungan. Kegiatan yang berlangsung khidmat ini mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali kerusakan terhadap kelestarian alam dan upaya untuk mengembalikannya seperti semula.
Bakti Religi dan Peduli Lingkungan yang digelar di Pulau Tongah, Tanjung Belit, Kabupaten Kampar, pada 18-19 Juni 2025 merupakan langkah awal untuk gerakan menjaga alam. Di momen HUT Bhayangkara ini, Polda Riau tak sekadar berbagi kebaikan dengan manusia, tetapi juga memberikan keadilan bagi alam semesta.
Kegiatan yang dibuka oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dengan membacakan puisi alam. Puisi yang sarat makna ini menggambarkan kerusakan alam di Bumi Lancang Kuning.
Puisi berjudulini mengandung makna mendalam yakni mengajak masyarakat khususnya di Kampar untuk melindungi hutan Rimbang Baling yang menjadi tuah di Kabupaten Kampar.
“Cerita hutan yang ditebang tanpa timbang. Sungai yang dicemari nama pembangunan. Maka anak cucumu kehilangan rimba,” demikian sepenggal puisi yang dibacakan Irjen Herry Heryawan.
Pesan yang disampaikan oleh Irjen Herry Heryawan ini menggarisbawahi filosofi bahwa bumi adalah titipan, bukan warisan semata, yang harus dijaga demi keberlangsungan hidup dan marwah Bumi Lancang Kuning. Puisi tersebut merupakan sebuah seruan mendalam yang menggugah kesadaran tentang kondisi lingkungan dan adat di Tanah Melayu.
Lebih dari sekadar untaian kata, puisi ini adalah manifesto kegelisahan dan ajakan untuk bertindak yang disuarakan dari lubuk hati seorang pemimpin. Puisi tersebut menyiratkan keresahan atas kerusakan lingkungan, adanya penebangan hutan hingga penambangan.
Rangkaian kegiatan juga diisi dengan tausiah dari Ustaz Abdul Somad yang juga mengajak masyarakat untuk gencar menanam pohon sebagai upaya untuk menjaga kelestarian alam. Dengan perspektif agama, Ustaz Somad menceritakan pentingnya sebuah pohon tidak hanya untuk kelangsungan hidup di dunia, tetapi juga di akhirat.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Pembacaan puisi dan tausiah ini mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali apa yang telah diperbuat manusia hingga membuat kerusakan di Bumi Lancang Kuning. Harapannya, masyarakat sadar betapa pentingnya pohon untuk kelangsungan generasi bangsa dan juga semesta.
Dalam tausiahnya, Ustaz Abdul Somad menjabarkan bahwa orang yang beriman dan memegang amanah, maka dunia aman.
“Hati lah tempat bersemayamnya iman. Tapi hati itu musti nampak dalam amanah,” kata UAS.