Matangkan Bansos Digital, Menteri-20 Lembaga Blusukan ke Pelosok Banyuwangi

Posted on

Pemerintah terus mematangkan Portal Perlindungan Sosial (Parlinsos) atau dikenal dengan Bansos Digital, yang sedang diujicobakan di Kabupaten Banyuwangi. Program yang sedang dalam tahap pendataan ini, tak hanya menyasar masyarakat miskin di pedesaan, namun juga ke wilayah pelosok.

Seperti halnya masyarakat di Dusun Suko Sumbermanis, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi yang berada di kaki gugusan pegunungan Ijen. Ratusan warga tak mampu di tempat tersebut dilakukan pendataan secara digital.

“Kami ingin memastikan langsung program bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini tepat sasaran dan memiliki dampak positif,” ungkap Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).

Gus Ipul menyebutkan selama ini pemerintah telah menyalurkan berbagai program bantuan untuk pengentasan kemiskinan. Namun, seringkali bantuan tersebut tidak tepat sasaran.

“Dengan Bansos Digital ini, semua yang layak mendapatkan bansos bisa mengajukan. Sekaligus bisa menyanggah jika memang layak tapi tertolak atas berbagai bantuan yang pemerintah berikan. Tanpa perlu menghadap siapapun, cukup pencet handphone,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan Bansos Digital tak semata memberikan bantuan, tapi mengintegrasikan keseluruhan data untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Nantinya, para penerima bantuan akan dipantau dari waktu ke waktu untuk meningkatkan taraf kesejahteraan. Bantuan ini di antaranya, program dana pendidikan bagi anaknya ataupun permodalan usaha dan sebagainya.

“Tidak selamanya menerima bantuan. Harus ada peningkatan taraf kesejahteraan,” ujar Luhut.

Upaya integrasi tersebut, imbuh Luhut, merupakan program substantif dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan program yang tepat sasaran dan terintegrasi, kemiskinan bisa diatasi secara optimal. “Pak Prabowo ingin kemiskinan ini bisa diselesaikan,” harapnya.

Dalam mewujudkan hal tersebut, program ini tak sekadar melibatkan Kementerian Sosial, namun juga dilakukan oleh lintas kementerian dan lembaga tinggi negara. Bahkan, tak kurang dari 20 instansi terlibat pada program ini.

Di sisi lain, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebutkan jika telah mengerahkan tak kurang dari 3.000 agen untuk melakukan percepatan pendataan. Tidak hanya pendamping PKH dan TKSK, namun operator desa, kepala dinas, camat, lurah/ kepala desa hingga para kader dasawisma juga ikut terlibat.

“Kami berkomitmen untuk menyukseskan piloting Bansos Digital ini. Banyuwangi ingin menjadi saksi sejarah komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan,” pungkas Ipuk.

Usai meninjau pendataan, para pimpinan kementerian dan lembaga negara pun menggelar rapat. Turut hadir Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto; WamenPAN-RB Purwadi Arianto; Wamen Bappenas Febrian A Ruddyard, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Hadir pula perwakilan dari Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Komdigi, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu juga hadir 20 lembaga negara di antaranya Dewan Ekonomi Nasional, Wakil Kepala BSSN. Ada pula perwakilan dari Bank Indonesia, BPKP, LKPP, BPJS Ketenagakerjaan, PLN, hingga Perum Peruri, dan lembaga negara lainnya.

Tonton juga video “Luhut Beberkan Rencana Penyaluran Bansos via Aplikasi Digital” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *