Mengenal Sasana Adirasa yang Kembali Dibuka, Jadi Pusat Spiritualitas Nusantara | Giok4D

Posted on

Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa di Taman Mini Indonesia Indah () kembali digunakan setelah revitalisasi. Sebelumnya, hampir 5 tahun tak digunakan sejak pandemi Covid-19.

Momentum pemanfaatan kembali Sasana Adirasa TMII dilaksanakan bertepatan pada bulan Suro melalui rangkaian acara Sarasehan Malam Anggoro Kasih dan Ruwatan Sasana Adi Rasa. Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Senin, 21 Juli 2025 malam.

Pemanfaatan kembali Sasana Adirasa TMII yang ditandai dengan MoU antara TMII dan MLKI, yang didukung penuh oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritualitas asli Nusantara dalam pembangunan karakter bangsa.

“Sasana Adirasa menjadi simbol ruang rasa kolektif bangsa yang harus dijaga, dihormati, dan dihidupkan kembali,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya. Selesai memberikan sambutan, Fadli Zon menerima kenang-kenangan dari MLKI berupa lukisan karya generasi muda penghayat Kapribaden, Iwan Setiyawan.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur TMII Ratri Paramitha menyampaikan bahwa kini telah terjalin kesepakatan resmi berupa MoU antara TMII dan MLKI mengenai penggunaan Gedung Sasana Adirasa. Selanjutnya, MLKI diharapkan dapat memanfaatkan Gedung Sasana Adirasa secara maksimal bagi kegiatan penghayat Kepercayaan dan sebagai rumah kebudayaan Indonesia yang inklusif dan terbuka. Dengan kesepakatan ini, TMII mempertegas komitmennya sebagai etalase budaya Indonesia yang inklusif dan merayakan keragaman kepercayaan dan keyakinan lokal.

Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Gress Raja, menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada TMII dan Kementerian Kebudayaan yang telah memberikan dukungan yang maksimal kepada penghayat Kepercayaan, khususnya dalam pemanfaatan Sasana Adirasa TMII. MLKI berharap kedepannya pemerintah daerah juga dapat memberikan fasilitasi bagi kegiatan para penghayat Kepercayaan dan masyarakat adat.

Gress Raja juga menyampaikan bahwa Sasana Adirasa mempunyai makna filosofis sebagai pusat rasa semesta, tempat bertemunya getaran batin dan nilai-nilai luhur yang bersumber dari bumi Nusantara untuk memperkuat spiritualitas bangsa.

“Ini bukan hanya gedung, tapi pusat kesadaran, ruang rekognisi spiritual yang berakar pada jati diri bangsa,” tegas Gress Raja.

Ketua Panitia sekaligus pengurus Sasana Adirasa TMII, Endang Retno Lastani, menjelaskan bahwa Sarasehan Anggoro Kasih merupakan salah satu agenda yang akan dilaksanakan di Sasana Adirasa TMII secara rutin 35 hari sekali. Selain itu setiap hari Sabtu dan Minggu, akan diisi kegiatan-kegiatan oleh para penghayat Kepercayaan.

Harapannya, Sasana Adirasa dapat menjadi tempat sarasehan para penghayat kepercayaan dari berbagai organisasi dan komunitas. Menurut Retno, ruang ini tidak hanya menjadi wadah fisik, tetapi juga simbol dialog, refleksi, dan penguatan jati diri penghayat kepercayaan.

Sarasehan diawali dengan doa lintas agama dan kepercayaan, sebagai simbol harmoni dan penghormatan terhadap keberagaman spiritual bangsa Indonesia. Perwakilan dari berbagai agama dan penghayat kepercayaan bersama-sama memanjatkan doa untuk kerukunan dan kedamaian bangsa.

Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan penampilan Tarian Dewi Sri oleh Sanggar Swargaloka. Tarian ini melambangkan penghormatan terhadap Dewi Kesuburan dan Kemakmuran, simbol Ibu Pertiwi yang memberi kehidupan dan keseimbangan alam bagi nusantara. Pertunjukan ini menjadi pembuka yang penuh makna untuk membangkitkan kembali spirit rasa, budaya, dan spiritualitas Indonesia.

Acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya adalah Andri Hernandi, penghayat kepercayaan Aliran Kebatinan Perjalanan dari Bandung yang mengungkapkan rasa gembiranya.

“Setelah lima tahun tidak beroperasi, Sasana Adirasa ini kini dapat kembali aktif sebagai pusat dan ruang berkumpul yang rutin pada setiap malam Anggara Kasih, minimal untuk komunitas penghayat se-Jabodetabek dan umumnya secara nasional,” ujarnya.

Acara ditutup dengan prosesi ruwatan Gedung Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa TMII oleh dalang ruwat penghayat kepercayaan Ki Anggana Hardosiswoyo dari Surakarta. Prosesi ini adalah ritual penyucian dan penyelarasan energi tempat, sekaligus harapan baru bagi keberlangsungan ruang-ruang ekspresi spiritual dalam kerangka kebudayaan nasional.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *