Meningkat 72%, Pelajar Nekat Ikut Demo di Jakarta Gegara Ajakan

Posted on

Polisi menyebut ada peningkatan jumlah pelajar yang ikut usai tanggal 28 Agustus 2025 yang lalu. Peningkatan tersebut bahkan mencapai angka 72 persen.

“Di awal Minggu tanggal 25 mencapai itu 51 persen itu sudah sangat mengkhawatirkan. Di peristiwa pasca tanggal 28 terdapat kericuhan yang merembet ke beberapa titik kuning terdapat lonjakan mobilisasi anak menjadi 72 persen,” kata Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (4/9/2025).

Putu menyebut pihaknya meminta keterangan pelajar yang sempat diamankan saat kedapatan hendak mengikuti aksi. Proses keterangan didampingi KPAI dan stakeholder terkait untuk menjamin pemenuhan hak anak. Kepada polisi, mereka mengaku nekat mengikuti aksi lantaran ajakan di media sosial.

“Memiliki pola kesamaan yang sama ada ajakan dalam bentuk konten dalam bentuk narasi yang diterima oleh anak-anak di dalam media sosial, di dalam gadget. Dari situ kami perdalam kembali bentuk-bentuk narasi seperti apa sehingga anak-anak bisa tergugah untuk ikut aksi tersebut,” kata dia.

Putu menyebut pihaknya menemukan klaster khusus yang menjadikan pelajar sebagai tameng atau martir saat kericuhan terjadi. Dia mengatakan ada upaya masif mengajak anak-anak untuk ikut serta dalam aksi hingga berujung kericuhan.

“Tetapi jaringan ini bergerak dengan tujuan yang sama menjadikan anak menjadikan pelajar sebagai tameng sebagai martir di berbagai arti yang setelah kita lihat karena tidak terkoordinir karena tidak mengerti tuntunan spesifiknya terjadilah peristiwa-peristiwa yang berujung kericuhan,” jelasnya.

Sebelumnya polisi sendiri sudah menetapkan enam orang yang dikategorikan sebagai klaster penghasut. Mereka yakni Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Rismansyah (DMR) MS, SH, KA, RAP, hingga TikTokers Figha Lesmana (FL) menyebarkan hasutan melalui platform media sosial untuk mendorong pelajar dan anak-anak melakukan kerusuhan di lokasi unjuk rasa.

“Keenam pelaku ini ditangkap setelah Satgas Gakkum Anti Anarkis melakukan penyelidikan sejak Senin (25/8) dan menemukan sejumlah bukti serta keterangan yang membuat kami melakukan penetapan tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Ia mengatakan bahwa DMR ditangkap di Jakarta Timur pada Senin (1/9) malam dan MS ditangkap di Polda Metro Jaya pada Selasa (2/9) saat mendampingi DMR.

Sementara itu, SH ditangkap di Bali, RAP ditangkap di Palmerah (Jakarta Barat), dan KA ditangkap oleh aparat Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya.

Hingga kini 43 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka buntut kericuhan di Jakarta, dengan rincian 42 orang sudah dewasa dan satu orang lainnya masih di bawah umur. Para tersangka itu memiliki peran yang berbeda mulai dari penghasutan hingga perusakan.

Sebelumnya polisi sendiri sudah menetapkan enam orang yang dikategorikan sebagai klaster penghasut. Mereka yakni Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Rismansyah (DMR) MS, SH, KA, RAP, hingga TikTokers Figha Lesmana (FL) menyebarkan hasutan melalui platform media sosial untuk mendorong pelajar dan anak-anak melakukan kerusuhan di lokasi unjuk rasa.

“Keenam pelaku ini ditangkap setelah Satgas Gakkum Anti Anarkis melakukan penyelidikan sejak Senin (25/8) dan menemukan sejumlah bukti serta keterangan yang membuat kami melakukan penetapan tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Ia mengatakan bahwa DMR ditangkap di Jakarta Timur pada Senin (1/9) malam dan MS ditangkap di Polda Metro Jaya pada Selasa (2/9) saat mendampingi DMR.

Sementara itu, SH ditangkap di Bali, RAP ditangkap di Palmerah (Jakarta Barat), dan KA ditangkap oleh aparat Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya.

Hingga kini 43 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka buntut kericuhan di Jakarta, dengan rincian 42 orang sudah dewasa dan satu orang lainnya masih di bawah umur. Para tersangka itu memiliki peran yang berbeda mulai dari penghasutan hingga perusakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *