Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menghadiri UNESCO World Conference on Cultural Policies and Sustainable Development (MONDIACULT) 2025 di Barcelona, Spanyol. Konferensi tingkat tinggi ini digelar UNESCO bersama Pemerintah Spanyol, dan menjadi forum untuk menegaskan arah kebijakan budaya global.
Di sela rangkaian kegiatan UNESCO Mondiacult 2025, Fadli berdialog dengan Menteri Kebudayaan Uni Emirat Arab, Sheikh Salem bin Khalid Al Qassimi. Selain memperkuat kerja sama budaya, UEA juga secara resmi mengundang Indonesia sebagai tamu kehormatan pada festival seni Islam internasional Al-Burda Award 2026 di Abu Dhabi.
Salem menyampaikan harapannya untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia di UEA, termasuk seni kaligrafi, puisi, iluminasi, dan ornamentasi Islam, sekaligus memberi ruang bagi seniman muda Indonesia.
“Kami sangat berharap dapat menampilkan lebih banyak karya dan penampilan seni Indonesia yang sangat kaya di hadapan masyarakat UEA melalui,” ujar Salem dalam keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).
Sejak 1976, UEA dan Indonesia sudah bekerja sama membangun kemitraan di berbagai sektor, khususnya kebudayaan. Hal tersebut dituangkan dalam MoU antara Kementerian Kebudayaan kedua negara pada November 2024 yang mencakup seni rupa, seni pertunjukan, sastra, warisan budaya, museum, pertukaran budaya, hingga pelestarian kebudayaan.
Indonesia dan UEA juga sepakat mengeksplorasi peluang kerja sama baru, seperti produksi film bersama, residensi seniman, inovasi museum, dan program kolaborasi digital.
“Kami juga menjajaki peluang kerja sama pameran peradaban Islam, pertukaran cendekiawan dan kurator, serta kolaborasi dalam penelitian dan digitalisasi warisan budaya,” ujar Fadli.
Selain memperkuat kerja sama budaya dengan UEA, Fadli juga bertemu dengan Secretary of State for Culture Spanyol, Jordi Martí. Pertemuan ini membahas rencana pembaruan Agreement on Cultural and Educational Cooperation (2004) yang berfokus pada kolaborasi warisan budaya dan museum, serta penguatan sektor industri budaya.
“Spanyol saat ini memiliki jaringan museum nasional yang sangat baik seperti Prado, Reina Sofía, dan Thyssen-Bornemisza. Mereka juga memiliki industri audiovisual yang sangat aktif, mencatat lebih dari 13 juta penonton pada 2024. Ini menjadi peluang penting untuk memperdalam kerja sama budaya antara kedua negara,” papar Fadli.
Fadli juga mendorong pertukaran seniman dan kurator, pameran bersama, festival seni rupa dan perfilman, serta inovasi digital dalam pengelolaan warisan budaya.
“Dengan disepakatinya Indonesia-EU CEPA pekan lalu, kolaborasi budaya menjadi semakin strategis untuk memperkuat fondasi persahabatan, memperluas jejaring ekonomi, dan menjadikan budaya sebagai pilar utama hubungan bilateral antara Indonesia dan Spanyol,” ungkap Fadli.
Sebagai informasi, MONDIACULT 2025 menyoroti enam area prioritas antara lain hak budaya, transformasi digital, budaya dan pendidikan, ekonomi budaya, budaya dan aksi iklim, serta dua isu baru yang semakin mendesak, yakni kontribusi budaya bagi perdamaian serta dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap budaya.
Konferensi ini menjadi momentum penting untuk menegaskan budaya merupakan pilar utama bagi perdamaian, persatuan, dan pembangunan berkelanjutan.