Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan Doa bersama Satu NU, Satu Bangsa yang berlangsung khidmat. Menurutnya, acara ini menjadi momentum refleksi akhir tahun sekaligus ikhtiar kolektif warga NU untuk mendoakan bangsa Indonesia dan para korban bencana di berbagai daerah.
“Acara malam ini adalah doa akhir tahun. Kami mengapresiasi karena bisa menyelenggarakan istighotsah bersama Rais Aam KH Miftachul Akhyar, KH Imam Jazuli, Gus Miftah, Gus Ipang Wahid, Habib Zaidan serta beberapa ulama kiai dan habaib lainnya,” ujar Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Sabtu, (27/12/2025).
Gus Ipul menilai doa bersama yang digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, kemarin ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan wujud ikhtiar spiritual warga NU dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan, termasuk musibah bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Gus Ipul menjelaskan, kegiatan tersebut digelar secara swadaya dengan semangat gotong royong, di mana seluruh pembiayaan dihimpun secara urunan.
“Acara ini diselenggarakan gotong royong, Gus Miftach yang urusan panggung, Gus Ipang yang urusan udara dan saya yang urusan darat dan juga ada Gus Gudfan dan Kiai Imam Djazuli. Baru kali ini Gus Miftach tuan rumah sekaligus merangkap tamu juga penceramah. Ini istimewa. Tujuannya satu, sebagai ikhtiar bersama untuk mendoakan saudara-saudara kita yang terdampak bencana di seluruh Indonesia,” kata dia.
Lebih lanjut, dia menilai, tradisi istighotsah dan doa bersama merupakan kekuatan kultural NU yang terus relevan dalam menjaga optimisme, solidaritas sosial, dan persatuan bangsa.
Dengan demikian, Gus Ipul berharap doa akhir tahun tersebut menjadi pembuka jalan bagi datangnya tahun baru yang lebih baik, penuh keberkahan, serta membawa keselamatan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia.
“NU selalu mengajarkan bahwa ikhtiar lahiriah harus diiringi dengan ikhtiar batiniah. Doa bersama seperti ini adalah penguat batin sekaligus pengikat kebersamaan,” pungkasnya.







