PBB: Bantuan Via Udara ke Gaza Tak Efektif Atasi Krisis Kelaparan

Posted on

Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa rencana pengiriman bantuan melalui udara ke jalur tidak akan menyelesaikan krisis kelaparan. Krisis pangan ini disebabkan oleh pembatasan pasokan selama berbulan-bulan.

“Pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah. Biayanya mahal, tidak efisien, dan bahkan dapat membunuh warga sipil yang kelaparan,” tulis Kepala UNRWA Philippe Lazzarini di X, sembari menyebut gelombang kelaparan yang melanda Gaza sebagai buatan manusia, dilansir AFP, Minggu (27/7/2025).

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP pada hari Jumat (25/7) bahwa pengiriman bantuan di Gaza akan segera dilanjutkan. Juga menambahkan bahwa pengiriman tersebut akan dilakukan oleh Uni Emirat Arab dan Yordania.

Situasi kemanusiaan di wilayah Palestina telah memburuk secara drastis dalam beberapa hari terakhir, dengan LSM internasional memperingatkan akan melonjaknya malnutrisi di kalangan anak-anak.

“Cabut pengepungan, buka gerbang, dan jamin pergerakan yang aman + akses yang bermartabat bagi orang-orang yang membutuhkan,” kata Lazzarini, merujuk pada berbagai titik masuk di bawah kendali Israel yang mengatur akses ke Gaza.

Israel memberlakukan blokade total terhadap masuknya bantuan ke Gaza pada 2 Maret setelah perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata gagal. Israel mulai mengizinkan masuknya sedikit bantuan lagi pada akhir Mei.

PBB dan LSM di lapangan telah mengecam kelangkaan parah yang dihadapi 2,4 juta penduduk Gaza, dengan kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan, dan bahan bakar.

Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa negara itu tidak membatasi jumlah truk yang masuk ke Jalur Gaza. dan bahwa organisasi kemanusiaan dan PBB tidak mengambil bantuan setelah berada di dalam wilayah tersebut.