Sebanyak delapan tanggul di rusak akibat hujan deras tempo hari. Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan, pemprov akan memperbaiki tanggul dengan dana dari belanja tak terduga (BTT).
“Memang benar, ada beberapa tanggul yang rusak akibat hujan deras. Namun kami sudah menyiapkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk penanganan segera,” kata Rano seusai hadiri pembukaan Popnas-Peparpenas di Velodrome, Jakarta Timur, Minggu (2/11/2025).
Rano menjelaskan, perbaikan tanggul bukan perkara mudah, apalagi saat musim hujan. Sebab konstruktor baru dapat memperbaikinya saat cuaca lebih mendukung.
“Tentu membangun kembali tanggul atau bendungan tidak mudah. Saat ini kami lakukan perbaikan sementara dengan beronjong, sambil menyiapkan perbaikan permanen,” imbuhnya.
Selanjutnya, Pemprov Jakarta telah menggelar rapat terbatas membahas penanggulangan dampak cuaca ekstrem belakangan ini. Pemprov juga menyiapkan satuan tugas (satgas) untuk bergerak cepat mengatasinya.
“Jadi, begitu hujan turun, pasukan langsung bergerak, tanpa menunggu laporan. Kami sudah melakukan pemetaan wilayah rawan seperti daerah dengan pohon besar atau drainase lambat. Prinsipnya, jangan menunggu pohon tumbang baru bergerak begitu hujan, Satgas sudah siap siaga,” ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mencatat lima tanggul jebol dan tiga tanggul lainnya longsor di Jakarta Selatan imbas hujan sangat lebat tempo hari. Untuk penanganan awal, Dinas SDA membuat tanggul darurat.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Hendri mengatakan tanggul darurat dibangun sementara. Tanggul itu menggunakan karung berisi pasir untuk menahan limpasan air di lokasi-lokasi terdampak.
“Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Saat ini kami fokus mencegah limpasan air agar tidak meluas ke pemukiman warga,” kata Hendri dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).
Selanjutnya, dilakukan pemasangan crucuk kayu dolken dan karung pasir di tanggul yang longsor. Khusus di tanggul Jalan Adityawarman, akan dibangun turap permanen guna memperkuat struktur tebing sungai.
“Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu antara dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan,” jelas Hendri.
Dia menjelaskan peristiwa ini disebabkan tingginya debit air di beberapa aliran sungai dan saluran penghubung di kawasan tersebut. Sementara itu, luas sungai dan tinggi tanggul tak bisa menahan debit air.
“Kerusakan tanggul disebabkan oleh tekanan debit air tinggi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB Pulo, sedangkan longsor terjadi akibat pengikisan dinding tanggul oleh curah hujan yang ekstrem,” ucapnya.
