Ketua MPR RI Ahmad Muzani bersama sejumlah Wakil Ketua MPR napak tilas ke Rengasdengklok. Napak tilas itu dilakukan dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI di tahun 2025.
Adapun kunjungan itu dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI seperti Bambang Wuryanto, Rusdi Kirana, Hidayat Nur Wahid, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Abcandra Muhammad Akbar Supratman. Hadir pula Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah dan beberapa pejabat Setjen MPR.
Kehadiran para Pimpinan MPR RI tersebut disambut dengan hangat oleh Bupati Karawang Aep Syaepuloh dan Wakil Bupati Karawang Maslani serta Forkopimda Kabupaten Karawang di Galeri Bale Indung Nyi Pager Asih, Pemkab Karawang, Jawa Barat.
Dari Galeri Bale Indung, para Pimpinan MPR RI melakukan napak tilas dimulai dari mengunjungi Monumen Kebulatan Tekad yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1950 di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Di sini Pimpinan MPR disuguhi seni budaya Sunda Jawa Barat yakni tarian Tarian Bubuka, seni tari khusus adat Sunda untuk menyambut tamu kehormatan.
Setelah itu, menyaksikan relief yang terpahat di dinding kawasan monumen yang langsung mengingatkan semua anak bangsa pada sebuah peristiwa bersejarah besar pertemuan rahasia dan tentang aksi heroik para pemuda Indonesia yang mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta agar segera menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Puas mengunjungi Monumen Kebulatan Tekad, para Pimpinan MPR bersama pejabat Kabupaten Karawang bergerak menyambangi Rumah Rengasdengklok, sebuah rumah bersejarah yang menjadi tempat para pemuda Indonesia menculik dan menyembunyikan Soekarno-Hatta agar terhindar dari pengaruh Jepang. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945.
Rumah milik seorang keturunan Tionghoa Djiauw Kie Siong ini menjadi saksi bisu dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Saat ini, rumah yang diperkirakan berusia 100 tahunan itu, masih terjaga keasliannya dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Dalam pernyataannya usai mengunjungi Rumah Rengasdengklok, Ahmad Muzani mengatakan menjadi satu hal yang penting bagi Pimpinan MPR berkunjung ke sebuah tempat yang sangat monumental dan bersejarah seperti di Rengasdengklok ini.
“Hal ini mengingat tidak lama lagi seluruh bangsa Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 pada tanggal 17 Agustus 2025. Peringatan 17 Agustus itu, tidak bisa dilepaskan dari sebuah tempat di Kabupaten Karawang itu,” kata Ahmad Muzani dalam keterangan, Rabu (13/8/2025).
Di tempat inilah, pemuda-pemuda Indonesia gagah berani mendesak dan meyakinkan Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memerdekakan Indonesia karena Jepang sudah menyerah. Sejarah kemudian berjalan, hingga di Jakarta pada 17 Agustus 1945, Bung Karno membacakan Teks Proklamasi yang sampai sekarang dikumandangkan setiap tanggal 17 Agustus.
“Sejak itu maka berdirilah negara Republik Indonesia dan kita bersyukur bahwa usia Kemerdekaan kita sekarang ini sudah mencapai 80 tahun, sebuah bilangan angka yang cukup tua dan tentu saja kita harus bersyukur atas berkah Kemerdekaan ini,” ujarnya.
“Itulah salah satu tujuan Pimpinan MPR RI mengunjungi tempat yang mulai dilupakan oleh generasi muda ini. Kami mengajak mudah-mudahan dengan kunjungan ini, kita semua mengingat kembali sejarah kemerdekaan negara kita. Karena jika tidak ada peristiwa Rengasdengklok, mungkin sejarah kemerdekaan bisa berbeda,” sambungnya.
Ahmad Muzani meminta agar rumah Rengasdengklok terus dijaga dan dilestarikan agar bisa disaksikan generasi muda. Hal itu agar bisa menularkan semangat yang ditanamkan para pemuda Indonesia dahulu.
Dalam kesempatan yang sama, Hidayat Nur Wahid (HNW) menyampaikan bahwa monumen kebulatan tekad dan rumah Rengasadengklok sangat dipentingkan untuk dipahami seluruh anak bangsa terutama generasi muda.
“Sebab, bisa dibayangkan tanpa tekanan dari anak-anak muda waktu itu, mungkin proklamasi kemerdekaan Indonesia entah kapan bisa terjadi,” kata HNW.
Dia mengatakan MPR ingin menegaskan kembali bahwa peristiwa sejarah ini penting untuk dimaknai tentang keberanian anak-anak muda berjuang untuk negaranya dan keberanian senior menerima pendapat anak-anak muda.
“Dan ini sangat dipentingkan dalam rangka kita menyambut Indonesia Emas 20245. Potensi anak muda jangan diabaikan, tapi potensi senior juga jangan diabaikan juga. Semuanya satu sinergi berkolaborasi untuk Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Aep Syaepuloh mengapresiasi kunjungan para Pimpinan MPR yang melakukan napak tilas bersejarah ke Rengasdengklok.
“Kami sebagai pemerintah daerah menghaturkan banyak terima kasih, dengan kedatangan para Pimpinan MPR. MPR menegaskan kembali bahwa Rengasdengklok adalah bagian yang tak terpisahkan dari kemerdekaan Indonesia dan menjadi sejarah yang luar biasa,” tutupnya.
Tonton juga video “MPR soal Bendera One Piece: Itu Ekspresi, Pasti Hatinya Merah Putih” di sini: