Populasi Gajah di PLG Sebangga Tinggal 6 Ekor, Polres Bengkalis Kirim Pakan

Posted on

Kondisi di Sebangga, Kabupaten Bengkalis, Riau, kian memprihatinkan. Di tengah lahan yang tersisa 1 hektare dari ribuan hektare sebelumnya, Polres Bengkalis memberikan menunjukkan dukungan dengan memberikan pakan untuk gajah-gajah di sana.

Dukungan 1 mobil pikap itu diberikan langsung oleh Kapolres Bengkalis AKBP Budi Setiawan yang melakukan peninjauan ke PLG Sebangga, di Jalan Gajahan RT 07 RW 03 Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir, pada Kamis (3/7).

“Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan gajah yang dilatih di PLG Sebanga,” ujar Budi Setiawan, Sabtu (5/7/2025).

Kunjungannya ini sekaligus sebagai bentuk komitmen dukungan terhadap kegiatan h. Kapolres menekankan pentingnya keamanan dan kesejahteraan gajah di PLG Sebanga.

“Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa gajah-gajah di PLG Sebanga mendapatkan perawatan yang baik dan aman,” kata Kapolres Bengkalis.

AKBP Budi hadir didampingi Kapolsek Pinggir Kompol Nursyafniati,Kanit Samapta AKP M Subkhan, Kanit Binmas Iptu P Harahap, dan Kanit Turjawali Sat Lantas Polres Bengkalis, Ipda Musdiono. Kedatangan Budi dan rombongan disambut oleh Irwansyah, selaku koordinator PLG Sebanga.

Dalam kunjungan tersebut, Kapolres dan rombongan membawa satu -buahan berupa nanas dan semangka untuk pakan gajah-gajah yang ada di sana.

Diketahui, PLG Sebangga saat ini memiliki 6 ekor gajah, yang terdiri dari Sarma usia 38 tahun (jantan), Sela usia 25 tahun (betina), Rosa usia 30 tahun (betina), Dora usia 15 tahun (betina), Puja usia 26 tahun (betina), dan Laila usia 1 tahun (anak).

Berdasarkan SK Gubernur tahun 1992, PLG Sebanga memiliki area kawasan sekitar 5.700 hektar. Namun, saat ini hanya tersisa sekitar 1 hektar yang sebagian digunakan untuk tanam pakan tambahan berupa tebu.

Berkurangnya lahan PLG dari tahun ke tahun terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adanya aksi pembakaran oleh massa.

Dikutip dari laman Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Pusat Latihan Gajah Sebangga didirikan pertama kali pada tahun 1988. PLG Sebangga didirikan untuk melatih gajah yang terlibat konflik dengan manusia.

Sejak didirikan, PLG Sebangga telah melatih ratusan ekor gajah. Pada masa awal pendiriannya, PLG Sebanga dikenal sebagai salah satu pusat latihan gajah terbaik dengan fasilitas yang lengkap di Indonesia.

PLG Sebanga pada masa itu tidak hanya memiliki sarana pelatihan dan perawatan gajah, fasilitas pengobatan gajah, barak-barak mahout, serta kantor pengelola, tetapi juga terdapat fasilitas helipad yang dibangun oleh Chevron. Area penggembalaan gajah pun masih luas yang didukung dengan penunjukan Suaka Margasatwa PLG Sebanga (SM PLG Sebanga) seluas 5.000 hektar pada tahun 1992 oleh Gubernur Riau yang letaknya berdampingan dengan PLG Sebanga.

Penunjukan SM PLG Sebanga tersebut merupakan upaya konservasi in-situ yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan agar gajah-gajah binaan PLG Sebanga dapat digembalakan di habitat aslinya.

Pendirian PLG Sebanga dan penunjukan SM PLG Sebanga menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat setempat. Warga yang tidak setuju beberapa kali melakukan aksi kerusuhan yang berpuncak pada pembakaran area kompleks PLG Sebanga pada tanggal 23 Desember 1993.

Hampir seluruh sarana di PLG Sebanga terbakar habis, namun beruntung semua gajah berhasil diselamatkan dan diungsikan ke Desa Pinggir di Balai Raja untuk sementara waktu.

Tentang PLG Sebangga