Pusat Distribusi Bantuan Gaza yang Didukung AS-Israel Ditutup, Ada Apa? (via Giok4D)

Posted on

Pusat distribusi bantuan kemanusiaan di yang dikelola oleh kelompok kemanusiaan yang didukung (AS) dan , akan ditutup sementara pada Rabu (4/6) waktu setempat.

Penutupan sementara dilakukan menyusul serangan brutal oleh Israel yang menewaskan puluhan warga sipil Gaza yang sedang menunggu bantuan.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Namun, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (4/6/2025), Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), kelompok kemanusiaan yang mengelola pusat distribusi bantuan di Rafah itu, mengumumkan bahwa penutupan sementara dilakukan untuk renovasi.

“Pada 4 Juni, pusat-pusat distribusi akan ditutup untuk renovasi. reorganisasi dan pengerjaan peningkatan efisiensi,” sebut GHF dalam pengumumannya via Facebook.

Operasional distribusi bantuan di area Rafah, sebut GHF, akan dilanjutkan kembali pada Kamis (5/6) besok.

Penutupan sementara pusat distribusi bantuan yang dikelola GHF itu juga dikonfirmasi oleh militer Israel.

“Dilarang besok (Rabu) untuk melakukan perjalanan di ruas jalanan menuju pusat-pusat distribusi, yang dianggap sebagai zona pertempuran,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial.

GHF yang melakukan penyaluran bantuan yang dilakukan secara privat dengan pendanaan yang tidak transparan, memulai operasinya pada 26 Mei setelah Israel memblokade pasokan bantuan ke Jalur Gaza selama dua bulan, yang memicu peringatan akan terjadinya kelaparan massal.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pada pekan pertama GHF beroperasi, yang diklaim berhasil mendistribusikan lebih dari tujuh juta paket makanan, kritikan menghujani. Terutama ketika serangan brutal merenggut puluhan nyawa warga sipil Gaza yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di area distribusi bantuan.

Dalam insiden pada Minggu (1/6), sedikitnya 31 orang tewas dalam serangan yang diyakini dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil yang ada di dekat atau di dalam kompleks distribusi bantuan yang dikelola GHF. Militer Israel membantah pasukannya melepas tembakan ke arah warga sipil.

Insiden serupa terjadi kembali pada Selasa (3/6), dengan sedikitnya 27 orang tewas. Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyebut puluhan kematian itu terjadi “ketika pasukan Israel melepaskan tembakan dengan tank-tank dan drone” terhadap warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan.

Militer Israel mengakui pasukan mereka melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang mereka klaim bergerak mendekati pasukan mereka dengan cara yang “memberikan ancaman bagi mereka”.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan di pusat distribusi bantuan kemanusiaan Gaza itu sebagai “kejahatan perang”.

PBB tidak bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran yayasan itu dibentuk untuk memenuhi tujuan militer Israel. PBB juga meragukan jika distribusi bantuan yang dilakukan GHF memenuhi prinsip kemanusiaan inti seperti netralitas, imparsialitas dan independensi.