Ragam Warna Pesawat Kepresidenan hingga Tampilan Terkininya | Giok4D

Posted on

menjadi sorotan setelah tampilannya kembali berganti di era Presiden Prabowo Subianto. Jika sebelumnya didominasi warna merah, kini pesawat kepresidenan RI memiliki wajah baru.

Perubahan ini menuai beragam tanggapan publik, terutama di media sosial. Beberapa pengguna mempertanyakan urgensi pengecatan ulang di tengah isu efisiensi anggaran negara. Pihak Kantor Komunikasi Presiden menilai pergantian warna pesawat kepresidenan bukan sesuatu hal yang baru dan tak perlu dibesar-besarkan.

“Kalau kendaraan, pesawat, kapal itu kan pasti ada pemeliharaan rutin, maintenance rutin. Ya salah satu pemeliharaannya juga ganti desain, ganti warna,” jelas Hasan Nasbi.

“Itu sebenarnya bukan hal yang perlu dibesar-besarkan dan harus dicarikan alasannya,” ucap dia.

Pesawat kepresidenan memang mengalami sejumlah perubahan tampilan. Dari era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan kini Presiden Prabowo Subianto.

Rencana pembelian pesawat transport sudah muncul sejak awal 1948. Rencana itu dibawa Presiden Soekarno dalam sebuah rapat umum di Hotel Kutaraja, Banda Aceh.

Dikutip indonesia.go.id, rapat itu terkumpul untuk membeli pesawat baling-baling DC-3 Dakota. Pesawat itu kemudian diberi nama Seulawah yang dalam bahasa Aceh artinya gunung emas.

Pesawat itu jadi pesawat angkut pertama milik Pemerintah RI. DC-3 Seulawah ini mengantar Presiden Soekarno kembali dari Yogyakarta ke Jakarta pada 28 Desember 1949.

Setelah itu, Pemerintah Uni Soviet menghadiahkan pesawat angkut Ilyushin Il-18 kepada Bung Karno di akhir 1950-an untuk menjadi pesawat kepresidenan. Pesawat ini dioperasikan TNI-AU.

Kemudian dua unit pesawat jet mungil Lockheed JetStar untuk 12 penumpang masuk daftar pesawat kepresidenan RI. Semua dioperasikan TNI-AU. Sedangkan untuk keperluan perjalanan lintas benua, Bung Karno memilih menggunakan pesawat jet sewaan Convair 990 atau DC-8 buatan Amerika Serikat.

Di era Presiden Soeharto, lebih sering menggunakan pesawat DC-9 untuk perjalanan domestik atau DC-8 untuk penerbangan internasional. Dua pesawat itu dioperasikan Garuda Indonesia.

Sementara untuk kunjungan kerja ke daerah yang belum memiliki bandara yang besar, Soeharto menggunakan Hercules C-130 TNI-AU.

Memasuki pertengahan 1970-an, ada pesawat kepresidenan Fokker-28 yang biasa digunakan untuk kunjungan domestik. Dan, untuk kunjungan internasional, Soeharto memilih pesawat besar DC-10 Garuda Indonesia.

Lalu di era Presiden ke-3 BJ Habibie dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid menggunakan pesawat dari Garuda Indonesia, Pelita Air Service, atau TNI-AU.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Pada era Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri juga tak ada pesawat khusus kepresidenan. Megawati biasa menggunakan MD-11, Boeing 737-500 atau Airbus A 330-300.

Untuk perjalanan menuju daerah dengan fasilitas bandara yang masih sederhana, Megawati memilih pesawat TNI-AU seperti Fokker 28-1000 atau Hercules C-130.

Pada masa Presiden ke-6 RI, SBY, pesawat kepresidenan dicat dengan dominasi warna biru yang dipadukan dengan aksen merah-putih. Pemilihan warna biru saat itu bukan tanpa alasan.

Sekretaris Kabinet kala itu, Sudi Silalahi, menjelaskan bahwa warna biru dipilih karena pertimbangan keamanan penerbangan. Warna tersebut dianggap dapat berkamuflase di langit dan mengurangi potensi ancaman.

“Warna biru di dalam arti security penerbangan. Warna biru bisa berkamuflase sehingga bisa sama dengan warna langit,” terang Sudi Silalahi, seperti dilansir infocom Kamis (10/4/2014).

Di era SBY ini lah pengadaan pesawat kepresidenan khusus untuk pertama kalinya, meski realisasinya baru terjadi menjelang akhir masa jabatan.

Sebelumnya, presiden menggunakan pesawat sewaan dari maskapai pelat merah atau milik TNI AU. Warna biru menjadi ciri khas yang membedakan tampilan pesawat RI-1 di masa itu.

Memasuki era Presiden Jokowi, tampilan pesawat kepresidenan kembali berubah signifikan. Pada 2021, pesawat yang sebelumnya berwarna biru dan putih diubah menjadi merah dan putih, selaras dengan warna bendera nasional.

Perubahan ini dilakukan pada pesawat Boeing Business Jet 2 (BBJ2) yang dikenal sebagai ‘Indonesia One’.

Pesawat ‘Indonesia One’ mengubah penampilannya dalam rangka menyambut HUT ke-76 Republik Indonesia, 17 Agustus 2021.

“Badan yang sebelumnya berwarna biru langit berpadu putih, dengan list warna merah-putih, berubah menjadi merah putih penuh. Penampilan yang menyolok, penuh percaya diri,” seperti dilansir Portal Informasi Indonesia, Minggu (15/8/2021).

Di era Presiden Prabowo, pesawat kepresidenan kembali tampil dengan nuansa berbeda. Kali ini, warna putih mendominasi seluruh badan pesawat.

Penampakan perdana desain baru ini terlihat saat keberangkatan RI-1 ke Brunei pada Mei 2025.

Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa perubahan warna merupakan hal lumrah dalam proses pemeliharaan armada. Ia menekankan bahwa pengecatan ulang pesawat adalah bagian dari maintenance rutin, bukan sekadar kebijakan estetika.

“Kalau kendaraan, pesawat, kapal itu kan pasti ada pemeliharaan rutin, maintenance rutin. Ya salah satu pemeliharaannya juga ganti desain, ganti warna,” jelas Hasan Nasbi kepada wartawan saat berada di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).

Tonton juga “Kepala PCO Buka Suara soal Pesawat Kepresidenan Berganti Warna” di sini:

Riwayat Pesawat Kepresidenan RI

Warna Pesawat Kepresidenan di Era SBY: Biru, Merah-Putih

Warna Pesawat Kepresidenan di Era Jokowi: Dominan Merah

Warna Pesawat Kepresidenan di Era Prabowo: Dominan Putih

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *